Caption dari salah satu temen di Instagram yang bikin baper abis. Walaupun sebenarnya biasa aja. Tapi kata-kata singkat seringnkal bikin pikira kemana-mana. Lagian siapa sih yang nggak kepingin ada ikatan yang serius. Kalau urusan jodoh memang hanya Tuhan yang tau. Tapi terkadang memang wajar jika kita menanti seseorang untuk “mengikat” kita. Secara udah waktunya hodup bersama, wajar jika mendambakan ikatan dari seseorang sangat penting.
Kapan kita ketemu….??
Sebelum meutuskan untuk pingin diiket, sebaiknya aku bertanya padamu dulu. “kapan kamu mau nemuin aku”. “Sekarang kamu lagi dimana sih”. Itu dia pertanyaannya. Aku kalau disuruh ngejawab juga belum tau. Pinginnya bisa dateng secepatnya. Sebenernya udah capek sama pertanyaan yang memojokkan, you know lah ya. Daripada banyak orang tanya seperti itu, mendingan “kamu” cepetan muncul dan mengikatku deh. Aku juga penasaran banget, seperti apa kamu? Tempat tinggalmu dimana? Trus warna kesukaanmu apa? Hmm…terus saja bertanya dalam hati.
Sejauh ini kadang aku lupa berapa usiaku. Selalu terlintas bahwa aku ini masih berumur 25 atau 26 an. Entah, rasanya aku masih saja berlagak seperti ABG, padahal udah ngga pantas banget. Tapi ngga papa lah, umur hanyalah sebuah angka. Dewasanya seseorang juga tidak bisa diukur dengan banyaknya umur. Banyak orang berumur yang masih kekanak-kanakan dan banyak anak kecil yang berlagak dewasa. Tapi jika banyak pertanyaan “kapan kawin”, tentu saja membuat down. Kenapa? Jawabannya panjaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaang.
Yang paling penting sekarang ini adalah menemukan orang yang tepat. Orang yang tepat bukan berarti “muluk-muluk”. Kadang banyak orang yang berpendapat bahwa orang yang belum memiliki pasangan selalu memiiki kriteria ynag tinggi. Heran banget sama orang yang selalu beranggapan seperti itu. Tapi sudahlah, karakter manusia memang tidak sama. Tapi hidup akan terus berjalan. Jadi kalau banyak orang suka ngomong yang aneh-aneh tentangmu, biarin saja. Mereka bebas bicara apapun dan kamu juga bebas untuk tidak peduli.
0 comments:
Posting Komentar