Bagi beberapa
orang, Freelancer selalu identik dengan kerjaan yang paling enak. Paling enak?
Sebenarnya nggak juga. Bahkan setiap profesi yang kita jalani selalu ada plus
minusnya.Disatu sisi, orang beranggapan bahwa menjadi pekerja paruh waktu atau
Freelancer merupakan pekerjaan yang menyenangkan karena tidak begitu terikat
oleh waktu. Tapi disisi lain orang masih memandang rendah seorang pekerja paruh
waktu. Pekerja paruh waktu masih dianggap belum benar-benar sebuah profesi,
lebih tepatnya masih seorang pengangguran.
Okay, kalau gitu
mending baca tulisan berikut tentang suka duka menjadi pekerja paruh waktu.
Yuk...ah....
Kelebihan menjadi Freelancer
1.Tidak terikat
waktu.
Meski kamu tidak
terikat oleh jadwal seperti jam Kantor, tapi jika tidak bisa menghandle dengan
baik, kamu bakalan “keteteran” juga. Maka dari itu, kamu perlu management waktu
yang baik sebelum memutuskan menjadi freelancer.
2.Bisa dikerjakan
dimana saja.
Hal yang paling
disukai oleh kebanyakan Freelancer adalah bisa mengerjakan pekerjaan dimana
saja, termasuk di kafe (paling nggak
modal duit buat beli minuman doang, minimal kopi).
3.Tidak ada
target tertentu.
Berprofesi
sebagai freelancer tidak akan membuatmu diburu deadline. Kamu bebas mau
mengerjakan berapa banyak. Semua bisa kamu atur sendiri.
4.Bisa ngambil
lebih dari 1 job.
Enaknya jadi
freelancer ya gini nih. Kamu bebas ngambil job yang sesuai sama passion kamu.
Asal kamu bisa ngatur waktu, kamu bisa ngambil banyak job. Seru kan?
Tapi dibalik
kelebihan menjadi Freelancer, kamu pastinya akan mengalami hal sedikit
mengecewakan berikut.
Duka seorang Freekancer
1.Kerjaan datang
tidak menentu.
Buat kamu yang
nggak punya tanggungan apa-apa, menjadi Freelancer masih oke-oke aja. Tapi
untuk orang yang punya tanggungan, sebut saja “tulang punggung”, maka ini jadi
masalah besar. Soalnya kerjaan dateng suka nggak tentu. Kalau pas ada ya ada,
kalau nggak ada ya nggak ada. Jadi nggak bisa diandalkan banget.
2.Tidak punya
banyak teman.
Berhubung
kerjanya nggak stay di Kantor, jadinya kamu nggak punya temen kantor. Mau nggak
mau hanya berhubungan lewat sosmed.
3.Terkadang
merupakan profesi yang tidak diakui.
:Kamu kerjanya apa sih?
:Aku Freelancer gitu, pekerja paruh waktu.
:Jadi bukan pekerja tetap ya. Itu mah semacem pengangguran.
Emang sih seorang
Freelancer seringkali denger kata-kata kayak gitu. Walau sedikit sakit hati,
tapi setidaknya penghasilan yang didapat Halal tuh. Nggak korupsi #Eh...
4.Modal sendiri.
Berhubung Freelancer
merupakan pekerja lepas yang nggak harus ke kantor. Maka kamu harus modal
sendiri. Misalnya kamera, leptop, dan lain-lain.
Nah...itulah
beberapa plus minus menjadi Freelancer. Beberapa emang menyukainya dan tidak
sedikit yang memandang sebelah mata. But,
it’s okay lah. Bagaimana menurutmu?
0 comments:
Posting Komentar