*CekrekCekrek
*Upload
Duh mau posting di Instagram atau Twitter ya?
Pernah galau
gara-gara bingung pilih posting foto d IG atau twitter? Ah...dasar. Hal sepele
gitu aja di-galau-in. Tapi aku juga suka gitu sih. Ceritanya pingin jadi apa
aja. Pokoknya apa-apa harus bisa (Manusia
maruk). Salah satunya jadi fotografer. Aku suka motoin hal-hal yang
menurutku bagus. Bagus dikit cekrek. Dikit-dikit cekrek. Tapi tenaaaaaaaaaang.
Aku nggak suka posting foto selfie di sosmed kok? Alasannya simple. SADAR DIRI.
Emang gue siapah?
Kebetulan,
beberapa hari kemarin aku sempet baca thread
orang di twitter. Entah re-tweet-an dari siapa lupa. Intinya mereka
membahas tentang kejamnya dunia instagram. Kenapa kejam? Konon menurut yang aku
baca, postingan di Instagram lebih banyak orang pamer. Dan yang nggak punya
apa-apa buat dipamerin bakalan deactive
account. What?
Kenapa bisa
begitu? Berdasarkan thread yang aku
baca, katanya hanya orang-orang berwajah rupawan dan orang kaya saja yang
kebanyakan mengisi indahnya poto-poto di Instagram. Misalnya saja, selfie.
Kalau kamu suka selfie dan (maaf) kamu punya wajah yang nggak cakep-cakep amat.
Kamu bakalan nggak banyak dapet like dan itu membuatmu depresi. Iya nggak? No.
Aku rasa Cuma orang labil yang ngerasa depresi saat love foto dipostingannya
Cuma dikit.
Contoh lain
berdasarkan yang aku baca, beberapa orang lebih suka “pemer” di Instagram
daripada di twitter. Misalnya pamer barang branded yang mereka beli. Pamer
tempat makan mewah yang sedang dipakai lunch, dinner atau sekedar nongki-nongki
manjah. But, I think it’s not
TRUE.
Dan, point terakhir yang aku baca adalah
pertanyaan semacam ini, “Orang-orang lebih suka pemer di instagram dibanding di
twitter”. Kalau ini memang benar sih. Tapi bedakan antara twitter dan instagram
deh. Ini beda lho. Coba dipahami benar-benar. Beda lho? Pahami, resapi dan liat
perbedaannya.
See?
Dari semua
pernyataan tersebut, aku jadi pingin ikutan komentar. Tapi rasanya kurang puas
aja kalau di-tweet-kan. Terlalu banyak, namanya juga twitter, jadi Cuma untuk
sekedar ngetweet saja. Kalau nulis panjang lebar akan lebih puas kalau ditulis
dalam blog. Ya meski follower blog nya nggak banyak, just keep blogging. Siapa
tau pembaca blogmu banyak meski mereka males follow kamu. Siapa tau lho.
Positif thinking aja deh.
Oke, jadi aku mau
bahas satu-satu. Yang pertama soal selfie dan hubungannya dengan love di
Instagram. Pernah nggak punya temen di IG yang tiap posting selalu poto tentang
dirinya. Abis dandan cekrek. Ganti softlens cekrek upload. Abis bikin alis cekrek
upload. Terus? Banyak yang ngelove? Follower bertambah? Ya syukur kalau begitu.
Sayangnya ada yang depresi gara-gara nggak dapet love banyak. Galau kemudian
delete account. Yaelah....
Asal tau aja ya.
Posting di instagram nggak harus selfie kok. Ya emang selera posting orag
beda-beda sih. Ada yang posting selfie, trus dipuji cantik dan akhirnya selfie
terus. Kalau boleh jujur, aku juga eneg liat beginian. Mending diunfollow aja.
Tega banget sih? Iyaaaaa. Buat apa liat feeds
yang isinya mukak semua. Emang nggak ada yang lain?
Kalau aku
pribadi, mainan instagram Cuma buat hiburan aja. Ada yang ngelove postingan ya syukur. Kalau nggak ada ya nggak masalah.
Followerku juga Cuma dikit kok. Secara aku kan gembel. Bukankah yang banyak
follower adalah orang-orang berparas rupawan dan yang suka posting
barang-barang branded? Hihihi...
Tapi kalau
menurut survey yang aku lakukan. #HallahCemMacemAjaLo.
Banyak orang yang lebih tertarik postingan tentang liburan atau tempat-tempat
wisata menarik dibanding postingan selfie. Percayalah, banyak orang yang
posting hal-hal sederhana tapi punya banyak like dan orang lebih tertarik buat ngelove. Sebenarnya tergantung bagaimana
cara pandang setiap orang sih. Ada yang dianugerahi (ceile) sudut pandang yang beda sehingga postingan instagramnya
tetep ramai meski fotonya Cuma sederhana.
Semakin kamu
nggak bisa mengikuti media sosial, maka kamu bakalan nyesek sendiri. Jadi kalau
mau tetep eksis, ya bikin konten yang beda. Tapi konten yang beda dan menarik
tak harus mengandalkan yang mahal-mahal dan rupawan kok. Asal kamu punya
pandangan beda tehadap sesuatu, maka postinganmu bakalan beda.
Sayangnya masih
banyak orang gengsi yang posting hal-hal sederhana. Ada orang yang berpendapat
begini, “Pokoknya aku maunya posting barang-barang mahal
biar di-endorse”, “Pokoknya kalau makan di tempat makan yang
muahal aku harus bikin stories”. Supaya apa? Biar dapet like banyak.
Dan aku pernah
banget kayak gini. Tapi lama-lama berasa begok. Untungnya apa sih. Mending
posting apa yang kita suka meski nggak banyak yang ngelove. Semua tegantung bagaiamana cara kamu mainan sosmed. Kalau
hanya untuk bersenang-senang ya menyenangkan. Kalau niatnya buat pamer ya Cuma
bikin nyesek. Simple kan?
Kalau ada yang
bilang, Instagram sering dipakai buat ajang pamer itu salah besar. Lebih
tepatnya mungkin pamer karya. Kalau pamer karya sih emang bener. Nah, kalau
udah begini, orang-orang yang nggak kreatif biasanya hanya bisa “kabur” karna nggak tau apa yang harus
dipamerkan. Kecuali kalau kamu kaya raya dan nggak bisa bikin konten menarik,
masih bisa manfaatin beli barang-barang mewah buat diposting. Gampang kan?
Hidup ini adil.
Yang nggak punya harta lebih selalu dikaruniai skill yang unik. Sedangkan yang
nggak punya skill berlebih dikasih harta yang melimpah. Pokoknya pandailah
dalam memanfaatkan. Kalau nggak bisa ya bakalan kalah. Inget ya. Hidup hanya
terasa kejam bagi orang-orang yang suka merengek. Kalau kamu punya visi hidup
yang kamu sendiri yakin untuk bisa mencapainya, maka segalanya akan dipermudah.
Demikian sekilas
info. Awalnya Cuma mau bahas dunia per-instagram-an malah jadinya ngalor-ngidul
nggak jelas. Yah, pokoknya keep calm and do your best.
~MissAnt~
0 comments:
Posting Komentar