Kamis, 10 Oktober 2019

Pentingnya ME TIME







: Kamu mau ke mana?

: Nggak ke mana-mana.

: Lalu kenapa chatku nggak dibales?

: Ya kan bisa nanti-nanti balesnya.

: Emang kamu sibuk apa sih?

: Enggak sih, aku lagi “me time” aja.

: Yaelah kan “me time” juga sendirian, lalu apa susahnya bales?

Bagaimana menjelaskan pasa seseorang kalau kita juga butuh waktu untuk sediri. Sebenarnya sih, semua orang tentu punya waktu “me time” yang berbeda-beda. Dan, “me time” juga tidak selalu harus sendiri. Ada yang “me time” nya justru dengan seseroang karena itu memang cara dia “me time”.

Kalau aku pribadi selalu punya waktu untuk “me time”, di mana aku nggak mau diganggu siapapun. Bahkan jika ada chat masuk aja bisa aku abaikan pada waktu itu. Kenapa begitu? Ya karna itu tadi, lagi “me time”.


Lalu, sebenarnya apa sih enaknya “me time”?


Hm...gimana ya? Kadang banyak orang yang beranggapan kalau “me time” hanya untuk mereka yang cenderung Introvert. Bener nggak sih? Kalau kata orang sih, aku memang orangnya Introvert. Tapi tidak selalu suka berada di tempat yang sepi dan nggak banyak orang. Justru aku lebih suka berada di tempat yang ramai, meski itu hanya jalan sendiri. Jadi, gimana? Aku ini Introvert atau gimana? Karna aku juga nggak pandai menilai diri sendiri sih. Biar begini adanya. *Hallah

Eh....yang tadi belum terjawab ya? Tentang bagaimana enaknya “me time”. Kalau aku memanfaatkan “me time” biasanya dengan sendiri. Entah itu mau di tempat-tempat ramai maupun duduk di kafe hanya sekedar menikmati lagu dan melamun. Bagiku “me time” itu semacam recharge my mind. Jadi, dari situ aku bisa mikir mau gimanan dan mau gimana? Pokoknya dari “me time” kadang banyak hal yang ingin aku lakukan, salah satunya dapet ide baru. (Ya maklum, soalnya buat bahan konten blog) heheee.

Sudah terjawab belum, tentang pentingnya “me time”. Ya mungkin setiap orang punya cara “ me time” yang berbeda-beda, tapi setidaknya “me time” sangat penting sih, just according to me lho....

Bertemu dengan banyak orang bisa jadi menyenangkan jika orang-orangnya enak, tapi bisa jadi melelahkan kalau orangnya banyak drama dan bla...bla....bla...Tapi ya namanya orang banyak, pasti seleranya juga beda-beda. Nggak papa, bukankah perbedaan itu indah? Ye...kan?

Aku punya cara yang berbeda dalam menikmati “me time”. Setelah seharian bekerja, aku lebih suka jalan sendiri. Atau bisa juga diem di kamar sambil scroll-scrool sosial media, khususnya twitter. Mengapa “me time” larinya ke sosmed? Karena aku selalu follow orang-orang yang kontennya bagus. Tapi kadang yang follow akun-akun receh buat hiburan.

Kalau dulu pas masih ada Ibuku, aku tiap pulang ya ngobrol sama Ibu. Cerita ngalor ngidul. Semenjak Ibuku meninggal, aku jadi kesepian. Iya, rasanya ada yang hilang. Bingung setelah pulang mau ngapain. Akhirnya aku lebih suka rebahan saja tanpa diganggu. Lebih sering di kamar daripada harus ngobrol. Entah....kalau disuruh milih, suruh ngobrol dengerin orang ngegosip atau di rebahan di kamar, ya mending rebahan di kamar. Mau dibilang malas kumpul-kumpul? Silakan....menilai orang itu bebas....gratis....dan nggak bayar kok. So...do it.

Dengan menyempatkan waktu buat “me time”, paling tidak, kamu bisa merenungkan kalau segalanya nggak harus dipikir dengan berat. Kadang kita hanya butuh satu kata, yaitu “Yaudah lah ya”.

Tak perlu memikirkan penilaian orang tentang kita, karna semua berhak menilai. Coba sejenak saja renungkan, bahwa mereka juga punya pikiran, jadi bagaimanapun pemikiran orang tentang kita, abaikan saja. Kalau baik ya terima saja, kalau buruk ya jangan didengarkan. Kadang-kadang kita punya dua tangan yang sewaktu-waktu bisa kita pakai untuk menutup telinga saat kita lelah dan tak ingin mendengarnya.

As simple as that...



~MissAnt~

0 comments:

Popular Posts