Buseeet...judulnya
udah kayak serial tipi zaman dulu. Ada yang ngerti nggak? Kalau ada berarti
kita seumuran donk. Ngomongin soal keinginan konyol, kamu pernah nggak sih
kepingin jadi Bos? Eh tapi menjadi Bos kayanya bukan keinginan konyol deh.
Semua orang bisa melakukanya. Semua orang bisa jadi Bos kok. Mungkin beberapa
yang baca ini langsung kepikiran, “Heh...mana mungkin lo jadi Bos”.
Nah....mental kayak gini nih yang nggak maju-maju. *Emaap
Kadang suka
ngelamunin hal-hal yang bikin kesel. Misalnya saja masalah dalam pekerjaan.
Tapi di sini bukan masalah karena
kerjaan berantakan atau apa ya. Yang Aku tekankan di sini adalah drama kantor
yang sering terjadi. Drama kantor memang selalu ada sih. Apalagi kalau kaku
udah lama kerja dan pindah-pindah, pastinya udah paham sama yang namanya
karakter Penjilat, Ular, Mau nebeng popularitas, Sok berkuasa dan masih banyak
lagi.
Saking seringnya
nemuin jenis makhluk begituan, jadi sempet mikir. Gimana kalau Aku jadi Bos aja
sih. Ya tapi Bos yang PROFESIONAL donk. Bukan “Bos-Bos” an. Lah emang ada
Bos-Bos an yak? Ada donk, kan kalau abis lari kita jadi Bos-Bos-an (Read :
Ngos-ngosan). Apaan kagak lucu Njirrr.......
Oke-oke tetap
tenang yak. Tapi ini serius lho. Dari banyaknya karakter di tempat kerja yang
berbeda-beda, rasa-rasanya Aku jadi pingin jadi Bos. Pokoknya orang yang punya
wewenang dalam sebuah perusahaan deh. Kalau nggak ya, wewenang dalam bisnis
kecil-kecilan gitu. Nggak papa lho, siapa tahu kita semua jadi Bos.
Lah.....kalau semua jadi Bos, siapa yang jadi pegawai donk. Ya elu kalik.....
Kita bebas
berkhayal menjadi siapa saja. Mau ngayal tinggi juga nggak papa kok, asal siap
kalau jatuh. Tapi dalam sebuah khayalan, kadang emang ada yang jadi kenyataan.
Hati-hati, siapa tahu pas kamu ngayal pingin jadi Bos dan di-aamiin-in sama
malaikat sekaligus di doakan. Gimana? Mau nggak? Mauk banget lah Aku.
Jadi, apa yang harus Aku lakukan kalau Aku jadi
Bos?
Yang pasti Aku
bakalan nyari SDM (Sumber Daya Manusia) yang berkualias. Dari yang Aku perhatikan,
SDM yang berkualitas tidak semata-mata menguasai skill yang dipelajari saat
masih berada di bangku sekolah. Secara kan kamu sekolah kan tentunya belajar
tentang hal itu, ya masa sih kamu nggak menguasai. Jadi wajar kan kalau semua
orang punya udah paham dengan bidang yang mereka pelajari saat masih sekolah.
Lalu skill yang
kayak gimana yang Aku inginkan kalau Aku jadi Bos nanti? Tentunya skill yang
dibutuhkan di Era Digital donk ya. Ini sudah tahun 2020 lho. Inget ya, udah
tahun 2020. Tentunya kamu harus lebih berkembang dari yang dulu-dulu. Tapi
kalau dulu aja kamu nggak ada perkembangan dan Cuma gitu-gutu doang, maka akan
kesulitan buat bersaing di Era yang semakin digital ini.
Skill apa ajayang harus kamu miliki di tahun 2020? Coba baca di sini deh. Aku pernah nulis
panjangh lebar. Abis baca, kira-kira kamu udah punya yang mana aja. Zaman
sekarang, asal kamu kreatif aja udah bisa jdi duit kok. Apalagi dengan adanya
teknologi yang semakin canggih. Udah ada komputer, udah ada koneksi internet, udah
ada skill juga, lalu kenapa tidak mau berkembang dan banyak belajar? Toh
sekarang kasarannya begini, dengan “bertanya” sama mbah Google aja kamu nemu
jawabanya. Kecuali nanya siapa jodoh kamu.
Mengapa kualitas SDM itu penting?
Misalnya begini,
Dalam sebuah
bisnis, Aku adalah seorang Owner atau CEO atau orang yang punya wewenang atau
apalah. Pokoknya sekelas itu. Trus Aku lagi nyari pegawai buat salah satu tim.
Pasti Aku akan lebih memilih orang yang berkualitas. Tahu kan maksud dari
berkualitas di sini. Kasarannya bisa PROFESIONAL, TANGGUNG JAWAB dan yang pasti
punya Leadership yang bagus. Dari awal Aku bakalan nyari orang dengan kriteria
tersebut. Setelah dapet, nantinya bakal Aku training dan Aku lihat apakah ini
benar-benar bisa Aku andalkan?
Kenapa Aku sok Iye banget meski masih ngayal bakal jadi Bos?
Ya karena masih
ada beberapa kualitas SDM yang Cuma abal-abal. Entah gimana awalnya bsia
dijadikan pemimpin padahal juga nggak ada skill sama sekali. Profesionalnya
nggak ada, Leadershipnya nggak ada, Tanggung jawab masih ada dikitlah. Trus
kalau kayak gitu kenapa bisa jadi pemimpin? Cara menuju ke situ gimana? Emang
PURE dipilih atau........
Kalau kamu
baca-baca dari sosmed, tentunya banyak nemu seputar pelatihan Leadership. Itu
membuktikan kalau jadi pemimpin itu tidak hanya pangkat pemimpin doang tetapi
juga harus dibuktikan dengan tanggung jawabnya. Pemimpin itu harus tegas dan
tidak mudah dipengaruhi.
Hanya karena si A tidak suka dengan si B maka
pemimpinnya juga ikut-ikutan nggak suka sama si B. Eh Elu pemimpin apa polower
nih....kalau Aku jadi Bos, kagak bakal ada model pemimpin beginian.
Aku maunya punya
pegawai yang Profesional yang bisa mengayomi. Yang bisa ngasih solusi tanpa
menjatuhkan. Jangan saling percaya tanpa harus punya pikiran negatif HANYA DARI
KATANYA saja. Nah....model kayal gitu tuh yang nggak bakalan Ada kalau Aku
nanti jadi Bos.
HRD seperti apa yang Aku inginkan?
Nantinya Aku
bakal memilih HRD yang bisa nyari kandidat yang Aku inginkan. HRD nantinya juga
akan bekerja sama dengan Bos dalam hal perekrutan. Sebagai Bos, Aku nggak mau lepas tangan untuk urusan rekrut
pegawai.
Karna apa? Karna Aku pingin perusahaan yang Aku pimpin punya nilai
lebih di mata orang lain, tidak hanya kesuksesan produk yang Aku kembangkan
tetapi juga kualitas SDM yang bisa menginspirasi perusahaan lainnya.
HRD nantinya juga
harus tegas dan Profesional. Yang mana bisa memilih mana kandidat yang memang
benar-benar pantas dan mana yang harus ditolak. Kenapa begitu? Hal ini untuk
menghindari calon kandidat yang merupakan “titipan”.
Titipan di sini misalnya tetangganya
HRD, adiknya Bos, Anaknya Manager atau
siapa saja yang Cuma “titipan” doang tanpa memiliki skill yang memadahi. Selama
Aku jadi Bosnya, nggak bakalan ada pegawai yang skillnya Cuma kelas teri. Jadi
kepingin sambel teri, enak kali yaaa.....
Sebagai seorang
HRD, Aku akan menekankan pada mereka agar bisa menangani pegawai-pegawai yang
terlihat punya masalah dengan pekerjaannya. Bukankah HRD juga sebagai “tempat
curhat” para karyawan? (C.M.I.I W).
Katanya kalau HRD gitu (khususnya yang
lulusan Pskologi) bisa tahu karakter seseorang hanya dari cara bicaranya atau
cara seseorang membalas jabatan tanganya ya? Gitu nggak sih? Aku kurang paham
sih. Yang jelas Aku bakal nyari HRD yang berkualitas dan bisa menyelesaikan
tugas secara profesional.
Dan tentu saja HRD di sini juga harus bisa menjadi penengah dan lebih profesional. Jadi harus benar-benar menjadi pembela TANPA PILIH KASIH.
Untuk mendapatkan SDM yang berkualitas, apakah Aku
bakal ngasih Gaji GEDE ke pegawaiku?
Nah....itu dia.
Kalau soal itung-itungan gaji, nanti Aku share kalau aku beneran jadi Bos ya?
Kan itu tadi Cuma stimulasi doang. Jadi yang paling penting Aku memilih kayak
gimana Sumber Daya Manusia yang Aku inginkan dulu, untuk urusan gaji nanti
pasti dikasih yang terbaik. Toh,,,,perusahaan tentunya tahu berapa harus
menggaji pegawainya.
Aku pernah baca
seperti ini,
“Kalau
kemampuanmu bisa mendapatkan gaji 10 juta tapi kenyataanya hanya mendapatkan 5
juta, maka yang 5 juta akan digantikan dengan bentuk lain. Tetapi kalau
kemampuanmu hanya bisa digaji 10 juta dan ternyata kamu mendapatkan gaji 20
juta, maka yang 10 juta akan diambil dalam bentuk lain”
Kira-kira seperti
itu. Aku lupa dari mana sumbernya. Intinya kalau kita sebenarnya mampu
mendapatkan gaji besar tapi hanya diberi kurang dari yang seharusnya, maka
sisanya akan diganti dalam bentuk lain. Ingat ya, rejeki tidak hanya berbentuk
uang. Teman yang baik dan selalu ada saat kita “Jatuh” juga merupakan rejeki.
Oke sementara itu
dulu ya khayalanku jadi Bos. Tenang, Aku bakalan jadi Bos yang asyik kok.
Mungkin beberapa orang lebih menyuali kata Leader dibanding Bos. Iya nggak sih?
Tapi menurutku aneh sih kalau judulnya jadi,
Jika Aku Jadi
Leader.......ah jelek banget ini
Mending judulnya,
JIKA AKU JADI BOS. Kan lebih keren. Iya kan? Iyain aja deh. Nggak papa masih
ngayal dulu. Siapa tahu jadi kenyataan. Ayo Aamiinkan sama-sama. Makasi banyak
yaaaa......
*SalimSatu-Satu.....eh
untuk sementara salam wakanda dulu ya. Semoga situasi segera membaik. Aamiin.
~MissAnt~
0 comments:
Posting Komentar