Tampilkan postingan dengan label Celoteh. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Celoteh. Tampilkan semua postingan

Selasa, 19 Oktober 2021


 


Dari produk skincare kita belajar bahwa…

 

Memangnya ada ya, yang bisa dipelajari dari produk skincare? 

Bisa dong. Kalau menurut aku yang sukanya overthinking, semua yang ada di sekitar kita selalu memberikan pelajaran penting. 

Seperti halnya produk skincare, kalau dipikir secara mendalam, sebenarnya ada sedikit kaitannya dengan kehidupan loh. Aneh sih..yuk langsung aja kita bedah..

Review Safi Age Defy Cream Cleanser Deep Moisturizing 

Nggak semua produk skincare cocok dengan muka kita, ini mengandung makna bahwa nggak semua orang suka dengan kita dan kita juga berhak buat nggak suka sama seseorang

Khususnya bagi pemilik kulit sensitif, tentunya nggak semua produk skincare itu cocok di wajah kita. 

Kalau dipaksa hanya akan menyebabkan masalah pada wajah seperti bruntusan, komedoan, kulit jadi kusam dan masih banyak lagi. 

Begitu juga dengan manusia. Nggak semua orang suka dengan kita. Begitu juga sebaliknya. 

Kita berhak untuk menjauh dari mereka yang selalu bikin sakit hati. Jika dipaksakan hanya akan memengaruhi kesehatan mental. Betul, nggak?

Review Safi Age Defy Gold Water Essence

Kita nggak perlu memakai semua rangkaian produk skincare, ini mengandung makna bahwa nggak semua orang paham dengan jalan pikiran kita dan menerima apapun yang menjadi kesukaan kita

Ketika aku pakai skincare, bukan berarti aku cocok memakai rangkaian semuanya. 

Saat ini aku pakai produk dari Safi Age Defy, aku kira bakalan cocok sama rangkaian lainnya seperti serum dan tonernya, ternyata sama sekali nggak cocok. Muka malah bruntusan.

Akhirnya kembali lagi pada pemakaian awal yang cocok. 

Di sini aku malah lebih cocok pakai Safi Age Defy Deep Moisturizing, Safi Age Defy GoldWater Essence dan krim pagi-malam. Dah gitu aja sebenarnya nggak ada masalah. 

Hanya saja kemarin sok-sok an nyoba Safi Age Defy Youth Elixir dan di kulit aku nggak cocok bikin bruntusan. Kalau pas liat reviewnya emang bagus, entah kenapa nggak cocok di aku.

Kunjungi Blogku di sini ya 

Dari produk skincare tersebut juga bisa disimpulkan kalau nggak semua rangkaian skincare cocok di kulit kita, nggak semua orang paham dengan apa yang kita pikirkan. 

Nggak semua orang mau menerima apa yang kita sukai. Pada akhirnya yang bisa mengerti diri kita ya hanya kita sendiri. 

Yang bisa mengerti kondisi kulit kita yang kita sendiri. Kalau sudah dirasa cocok dengan produk dan nggak ada masalah, nggak perlu nyoba rangkaian lain.

Baca Juga!!!

Kesehatan adalah Kekayaan Paling Mahal

Pentingnya Selfcare

Mencampur rangkaian pada produk skincare nggak selalu berdampak bagus bagi kulit, hal tersebut juga mengandung makna bahwa memaksakan berteman dengan orang yang sering membuat kita tertekan hanya akan menganggu kesehatan mental

Dulu aku pernah nyoba mencampur produk safi age defy dengan safi white expert. 

Essence sama facial wash pakai safi age defy, untuk krimnya pakai yang safi white expert. 

Hasilnyaaaaaa……muka jadi jerawatan, kusem dan komedoan, Meski kata SPGnya bilang, “ini di-mix aja nggak papa kak, aman kok”. Realitanya, di aku malah bermasalah.

Definisi Bahagia yang Sebenarnya

Ini juga bisa diambil pelajaran dalam hidup, ketika kita memaksa menjaga pertemanan yang hanya membuat kita sakit hati, akhirnya hanya akan berdampak pada kesehatan mental. 

Kalau ada teman yang bicaranya seenaknya dan sering meremehkan, alangkah lebih baik kalau kita menjauh. Nanti akan didekatkan dengan orang-orang yang mampu menghargai kita kok.

Ketika kita sudah cocok dengan suatu produk, sebaiknya pertahankan hanya pada satu produk tersebut. Sama halnya, ketika kita sudah menemukan teman yang baik sama kita dan intinya saling cocok dalam hal apapun, maka pertahankanlah

Kulit aku cenderung sensitif, jadi nggak gampang menerima semua jenis produk. Setelah lepas dari krim dokter, alhamdulillah banget bisa cocok sama safi age defy. 

Ini juga rekomendasi temen yang udah pakai safi dan kebetulan cocok. Pas aku nyoba, kok enak ya. Apalagi yang Safy Age Defy Gold Water Essence, itu produk bikin kulit kenyal dan terhidrasi.

Pentingnya Me Time yang Nggak Banyak Orang Tahu

Begitu juga dalam pertemanan, pada dasarnya semua orang itu baik. Namun hanya ada beberapa yang memang benar-benar mau menerima kekurangan kita dan nggak meremehkan apa yang kita sukai. 

Meski apa yang kita sukai bertolak belakang dengan apa yang mereka suka. Kalau kamu udah menemukan teman yang dalam hati kamu selalu bilang, “ini orang kok baik banget sih, nggak mandang status kalau temenan”, SELAMAT, dia benar-benar temanmu in any condition.

4 Alasan Orang Jakarta Nggak Butuh Teman

Memilih skincare itu bukan soal murah atau mahalnya. 

Kalau yang harganya lebih miring ternyata cocok di kulit kamu, mengapa harus memaksakan pilih yang mahal dan belum tentu cocok? 

Toh..kondisi kulit orang berbeda-beda. Begitu juga dalam hidup, ada banyak hal yang memberi kita pelajaran penting. 

Setiap apa yang kita alami adalah sebuah pelajaran berharga yang akan membuatmu menjadi pribadi yang lebih kuat mental.

 

Semangat ya!

 

 




~MissAnt~


Selasa, 03 November 2020

 


 


Bahagia itu yang kayak apa sih?

Based on my own statement, bahagia itu berasal dari diri kita sendiri. Ini adalah cara bagaimana kita membuat diri kita bahagia, bukan terlihat bahagia di mata orang lain. Jadi, bahagia yang sesungguhnya itu berasal dari diri kita sendiri. Artinya kita hepi dengan apa yang kita miliki. Bukan try hard to impress someone dan terlihat bahagia di mata orang lain.

Akan tetapi, masih ada sekitar 70% orang yang try so hard buat bikin orang lain bahagia dulu, baru dirinya bisa bahagia. Just why? Why so bego? Tapi nggak papa ding, itu artinya mereka belum menemukan jati dirinya. Belum sepenuhnya mencintai dan care tentang dirinya sendiri.

Self Care Isn't Egoist

Mengapa demikian? Sebenarnya, kita tidak perlu membuat orang lain terkesan dengan apa yang kita punya. Yakin dengan cara itu kamu hepi banget? Kalau iya, ya silakan saja. Apalagi di sosmed sekarang ini banyak orang-orang yang dengan lantang meremehkan kebahagiaan orang lain.

Definisi Bahagia Yang Sebenarnya

Mereka terlalu meremehkan hal sederhana yang justru membuat seseorang hepi. Jenis orang seperti itu memang sebenarnya nggak bahagia, makanya dia mencoba mengusik kebahagiaan orang lain untuk dijadikan konten. Banyak orang cerdas yang kontenya viral tanpa harus mempermasalahkan kebahagiaan orang lain tuh….

Tingkat kebahagiaaan tiap-tiap orang memang beda-beda. Ada yang sudah ngetwit aja hepi banget, ada yang post di IG udah hepi, ada yang jajan es krim doang aja udah hepi banget, ada yang pake baju itu-itu aja udah hepi banget. Sesimple itu sih.

Mengeluh? Sudah lupa tuh....

Yang aneh memang orang-orang yang selalu berkomentar, “diiiiiiih….norak amat kayak gitu doang aja bangga”. Hello…..open your eyes wider. Don’t forget to open your MIND. Kalau seseorang hepi dengan caranya sendiri, mengapa orang lain harus ikut campur. Kenapa? Anda tidak bisa membahagiakan diri sendiri kah?

Mungkin secara tidak sadar masih banyak orang yang terlalu memaksakan kebahagiaan orang lain dengan sudut pandangnya. Menurutnya dia bahagia kalau belanja di mall, lantas memanggap orang lain yang jarang belanja adalah hal yang tak wajar. Orang yang pola pikirnya seperti itu sebenarnya asupan sehari-harinya apa sih?

Bahagia itu kita yang ciptakan, bukan untuk impress orang lain. Kalau tujuanmu bahagia adalah untuk menyenangkan orang lain, ya itu pilihanmu. Asal tidak mengomentari kesederhanaan orang lain yang membuatnya bahagia.

Create your own happiness

 

“MissAnt”

 


Senin, 24 Agustus 2020

 


 

Setiap hari adalah hal yang baru, kamu bisa memutuskan apa saja yang ingin kamu capai. Kamu juga bisa malas-malasan saja. Semua tergantung diri kamu sendiri. Kalau mau terus-terusan bermimpi, ya lanjutkan saja tidurmu. Kalau mau mengejar mimpi, WAKE UP.

Di usia yang belum cukup dewasa memang sulit memahami diri sendiri. Dewasa juga tidak bisa dilihat dari banyaknya usia, buktinya masih banyak orang yang usianya 40 tahunan dan masih ke kanak-kanakan. Beda dengan anak-anak yang justru berusia 29 hingga 30 an yang cenderung sudah dewasa secara fisik maupun mental.

Kalau dari status yang aku baca, katanya dewasanya mental seseorang justru berasal dari masalah yang mereka hadapi. Bener nggak? Kalau kamu terbiasa dengan berbagai masalah hidup, nanti lama kelamaan kamu juga sudah terbiasa berdamai dan merasa that’s not a problem. Masalah dikatakan masalah jika kamu menyebutnya masalah, kalau kamu tidak menyebutnya masalah, ya bukan masalah. (Pernah dapet kata-kata tersebut entah dari mana).

Yang jadi masalah utama seseorang tidak bahagia adalah membanding-bandingkan kehidupannya dengan orang lain. Dan parahnya, mereka hanya membanding-bandingkan melalui sosial media. Tau sendiri kan, sekarang ini banyak orang yang posting hal-hal yang menarik di sosial media dan membuat orang merasa down lantaran tak bisa melakukannya.

Pola pikir orang-orang tidaklah sama, ada yang mikirnya instan saat itu juga dan ada yang mikirnya panjang. Kamu masuk yang mana nih? Pola pikir pendek atau pola pikir panjang. Mengapa pola pikir itu penting? Karena pola pikir seseorang menentukan bagaimana mereka menjalani hidup. Kalau kamu sering ngeluh dalam hidup meski hanya hal-hal yang sepele, maka pola pikirnya salah.

Jalan hidup setiap orang tidaklah sama. Kita juga tidak pantas untuk membanding-bandingkan. Ingat, Allah sudah menentukan jalan hidup kita bahkan sejak kita dalam kandungan. Semua rejeki, jodoh dan kematian sudah menjadi urusan Allah, jadi tak perlu membanding-banding  hidup dengan orang lain karena memang jalannya beda. Yang diberikan Allah untuk kita adalah yang terbaik. Jadi, malu lah kalau kebanyakan mengeluh.

Meski semuanya sudah diatur, tapi kita tidak boleh pasrah dalam menjalani hidup. Kita berusaha semaksimal mungkin, hasilanya kita serahkan sama Allah. Kalau kamu males-malesan dan hanya mengandalkan, “rezeki sudah ada diatur” tanpa melakukan usaha, YA….BYE….BYE…AJA.

Semua manusia dikasih akal, tinggal bagaimana cara kita menggunakan akal tersebut. Banyak cara yang bisa kita lakukan agar hidup selalu menyenangkan. Tinggal bagaimana cara kita mengelola diri kita sendiri.

Bagaimana sih agar hidup selalu menyenangkan?

Menyenangkan atau tidaknya hidup, sebenarnya hanya diri sendiri kita yang tahu. Sayangnya banyak orang yang pura-pura bahagia agar orang senang melihatnya. Hm…..begini, zaman seperti masih memikirkan kehagiaan orang lain? Are you crazy? Ingat ya? Kita tidak bisa menyenangkan semua orang. Kita tidak bisa memaksa melakukan sesuatu agar orang lain suka sama kita, contonya nih…..sering mentraktir biar temennya banyak, meng-iya-kan perkataan orang yang sebenarnya kita tidak setuju, ngasih duit demi mendapatkan simpati….hahahaha. Orang yang pola pikirnya pendek memang begitu, sekalinya dikasih uang kemudian langsung mengagung-agungkan seolah biar dikasih lagi. Payah banget mentalnya.

Hidup akan lebih menyenangkan jika kita lebih mencintai diri sendiri. Bukan karena egois, mencintai diri sendiri, memprioritaskan diri sendiri bukanlah egois. Kalau kita tidak bisa mencintai dan menyayangi diri sendiri, bagaimana orang lain bisa mencintai kita? Coba pikir deh. Pikir dengan pikiran yang jernih dan bening. Udah belum? Kalau udah, how do you feel? Better, kan?

Kalau  menurutku pribadi, kunci hidup yang menyenangkan itu ada dua, yang pertama, kita harus punya quality time sama Allah. Dan yang kedua, quaily time dengan orang-orang terdekat. Circle pertemanan semakin dewasa akan semakin mengecil, mengapa demikian? Karna pada akhirnya kita hanya butuh orang-orang yang sepaham saja. Yang sefrekuensi saja. Bener nggak?

Setiap orang pasti punya salah satu (atau bahkan lebih) teman yang bisa bikin mereka nyaman karena merasa memiliki obrolan yang menyenangkan dan tidak menjatuhkan. Hal yang salah dari orang-orang yang suka mengeluh adalah karena mereka salah dalam memilih teman sehingga yang terjadi ketika kita down adalah memojokkan, bukan memberik solusi dan support. Sampai di sini paham kan?

Jadi, jika memang seseorang dalam kehidupanmu semakin lama semakin meninggalkanmu, bukan berarti kamu yang salah. Hanya saja Allah menunjukkan mana orang yang tepat untuk kamu. Kalau seorang teman berubah lantaran kamu tidak dapat menyenangkan hatinya, ya sudah silakan pergi. Kebahagiaan diri sendiri lebih penting. Cari orang yang bisa bikin kita nyaman saja. Toh, kalau kita sudah menyerahkan semuanya sama Allah, maka akan dikirimkan orang-orang terbaik yang akan menemani langkah kita.

Allah itu maha baik. Yang sekiranya akan menjauhkan kita dari Allah akan dijauhkan, yang didekatkan yang baik-baik untuk kita. Kuncinya seperti yang sudah aku bilang tadi, quality time sama Allah, minta yang terbaik sama Allah. Berprasangka baik dan mikir yang baik-baik saja. And everything will be okay.

 

~MissAnt~

 


Jumat, 21 Agustus 2020

 



Awalnya memang nggak ngeh kalau ternyata Tilik yang dimaksud di sini adalah menjenguk atau yang lebih populer dengan Nengok atau Jenguk. Berhubung sempat trending lantaran salah satu pemeran yang namanya Bu Tejo, akhirnya aku nonton donk. 

Daaan ternyata…..relate banget sama buibu yang suka nyinyir urusan orang lain. Apalagi yang dinyinyirin adalah seorang wanita yang udah kerja tapi nggak nikah-nikah. Hahaha…..pastilah jadi bahan gunjingan. Dikira kaga laku lah….banyak pilihan lah…ini lah…itu lah.

Budaya Tilik atau menjenguk orang sakit memang masih kental di masyarakat yang tinggal di desa. Meski begitu beberapa desa yang sudah agak kota juga masih memiliki budaya ini. Film ini menjadi gambaran yang “ngena” banget khususnya buat Ibu-ibu yang berbondong-bondong ingin mengunjungi warganya yang sedang sakit.

Pas nonton ini aku sih jadi geleng-geleng sendiri dan beberapa kali melontarkan kata, “haha…iya banget”, “hah…emang kampret banget sih Bu Tejo ini”. Pokoknya benar-benar relate banget sama rombongan Ibu-ibu yang kalau Tilik ujung-ujungnya Cuma ngomongin orang. Haha….iya nggak? Ngaku aja deh buibu.

Nggak ngerti lagi deh, ceritanya dibuat mengalir dan natural banget. Pemilihan gaya bahasanya juga pas banget sesuai dengan logat ibu-ibu kalau lagi nyinyir. Bisa bayangin nggak kalau kamu tetanggan sama Bu Tejo sementara kamu masih belum nikah. Hahaha…..abis noh dijulidin.

Setelah nonton film Tilik, aku jadi mikir kalau ternyata di semua kampung atau desa, yang namanya Ibu-Ibu kalau udah kumpul pastinya ngomongin orang. Kalau nggak kebaikan orang yang keburukannya. Pokoknya selalu ada aja yang dijadiin bahan omongan. Yaa….namanya juga hidup. Kalau nggak diomongin ya nggak populer donk?

Pesan tersembunyi dari Film Tilik

1.Tidak semua kabar dari Internet itu benar

Kalau kamu udah nonton, pastinya kamu paham sama adegan  di mana ada Ibu-ibu yang membenarkan omongan Bu Tejo. Kira-kira seperti ini,

Bu Tejo : Kabar seko Internet yo mesti ratau ngapusi. Wong sing gawe Internet ki wong pinter kok. (Kabar dari Internet ya nggak pernah bohong. Yang bikin internet kan orang pinter).

Ibu-Ibu lain yang nanggepin : Lha iyo wong gaweane wong pinter ki mesti bener to yo. (Ya iya kan bikinan orang pinter kan selalu benar).

Dari sini bisa disimpulkan kalau Internet tidak selalu membawa hal baik pada orang yang tinggal di desa. Mereka hanya asal percaya dengan satu sumber saja. Padahal kan berita Internet memang seharusnya disaring kebenarannya dulu. Tapi ya namanya Ibu-ibu, kebanyakan ya langsung percaya aja. Hihi…jadinya ya begitu.

2.Selalu ada “KOMPOR” untuk menyebarkan berita yang kurang benar

Jika salah satu orang menyebarkan berita yang kurang baik, maka akan ada orang lain yang jadi KOMPOR alias si tukang manas-manasin yang akhirnya semakin panas buat dinyinyirin. Yang namanya orang kalau sudah ngegosip, pastinya akan ada yang ikut manas-manasin biar semakin banyak orang percaya. Kalau nggak percaya, coba liat lagi adegan di bak truk selama perjalanan Tilik, ada aja orang yang bikin Bu Tejo semakin ngomongin si Dian.

3.Keroyokan selalu menang

Ya meski Cuma film, tapi aku gemes banget sama adegan di mana Bu Tejo dan Yu Ning adu mulu dan akhirnya nggak tau kalau kena tilang polisi. Dan apa yang terjadi? Pak polisi malah dikoroyok sama Ibu-Ibu. Pak polisinya kalah sama gerombolan Ibu-ibu yang sebenarnya salah. Mungkin mereka berfikir kalau dengan cara gerombolan seperti itu akan selalu menang meski salah di mata hukum.

4.Muka sok manis di depan orang yang sudah dinyinyirin

Orang kalau sudah ngomongin orang, pasti akan bermuka lebih manis di depan orang yang sudah diomongin tersebut. Liat sendiri kan Bu Tejo saat ketemu Dian di Rumah Sakit itu, ya begitulah. Sok tanya baik-baik pada di belakang Dian nyinyirnya udah kebangetan banget. Begitulah kalau orang sudah julid. Nggak ada obatnya.

Film ini mampu menguras emosi terutama kalau liat Bu Tejo dengan segala gaya khas kalau nyinyirin orang. Belum lagi cara pamer gelangnya. Haha…sumpah bisa banget gayanya senyebelin itu. Btw, yang bikin aku penasaran, sebenarnya siapa bapak-bapak yang ada di mobil sama Dian itu? Masa pak Lurah? Kan bu Lurah katanya single parent dan hidup sama anak lelakinya (Fikri) yang deket sama Dian.

Jadi bapak-bapak itu siapa? Jangan-jangan malah pak Tejo? Kalau beneran pak Tejo. Kagak kebanyang deh gimana nasib Dian di kampung itu, jadi istri muda pak Tejo dan bakal dinyinyirin seumur hidupnya sama Bu Tejo and the gank. Hahaaaa…….

 

~MissAnt~

 



 

Apakah kebanyakan sambat pertanda kalau kesehatan mental kurang sehat? Btw sambai itu bahasa jawa yak, kalau dalam bahasa Indonesia sama dengan ngeluh (mengeluh).

 

Ah….koe kakean sambat (Bahasa Jawa)

Ah….kamu kebanyakan ngeluh (Bahasa Indonesia)

 

Kira-kira begitu. Tapi lebih enak menggunakan kata sambat deh. Soalnya lebih loosssss. Haha….

Di luar sana kita pastinya sering mendengar keluhan-keluhan yang sebenarnya sepele, tapi dibesar-besarkan. Emangnya dia doang yang punya masalah hingga seluruh jagad sosmed harus tau? Setiap orang pasti punya masalah kok, hanya saja kadar keluhannya saja yang membedakannya.

Adalah wajar jika kamu mengeluh. It’s okay. Namanya manusia,kalau nggak ngeluh ya kurang puas. Aku juga begitu, kadang ya sambat. Tapi nggak kebanyakan sambat. Karna kebanyakan sambat juga bakal bikin mental kamu nggak sehat.

Kesehatan mental ternyata juga memperngaruhi kesehatan fisik seseorang loh (pernah baca). Jadi, jika mental kita sehat, Insya Allah fisik kita juga sehat. Menjaga kesehatan mental tentu sangat mudah. Nggak mahal dan siapapun bisa melakukannya.

Jadi, bagaimana cara menjaga kesehatan mental?

1.Mendekatkan diri kepada Allah

Intinya, selama kamu dekat sama sang pencipta, seberat apapun masalah yang kamu alami akan baik-baik saja. Percaya sama Allah kalau kita sedang dikasi beban, tentu saja kita sanggup melewatinya. Allah tidak akan membebani seseorang jika orang tersebut tidak sanggup. Kalau kita merasa diberi masalah, artinya kita  bisa melewatinya. Makanya, deketin Allah, minta apa saja. Insya Allah diberi kemudahan.

2.Hindari banyak sambat

Katanya, orang yang mengeluhkan hal-hal sepele itu akan berpengaruh terhadap kesehatan mental. Mulai sekarang coba belajar untuk legowo. Kebanyakan sambat juga hanya memberikan energi negatif pada diri yang berujung ke penyakit. Liat aja orang yang jarang sambat meski banyak beban hidup yang ditanggungnya, lebih sehat kan?

3.Perbanyak bersyukur

Yang namanya manusia memang selalu kurang…..kurang dan kurang. Meski sudah mendapatkan apa yang didapatkan, tapi tetap saja ingin lebih dan lebih. Ya….namanya manusia. Wajar sih. Tapi alangkah baiknya kita bersyukur dengan apa yang sudah kita miliki. Ingat ya, apa yang kita miliki adalah apa yang diinginkan orang lain. Belum tentu orang lain mendapatkan apa yang sudah kita inginkan.

4.Banyakin Dzikir daripada Nyinyir

Semakin ke sini tentunya makin banyak orang yang suka mengomentari kehidupan orang lain. Di satu sisi memang orang nyaman dengan kehidupannya, tapi di sisi lain selalu ada saja orang yang suka mengusik kehidupan kita. Terlalu banyak nyinyir juga bikin mental kamu nggak sehat. Mengapa? Karena kamu terlalu membanding-bandingkan hidup orang lain yang sama sekali nggak ngaruh dengan kehidupanmu. So….banyakin dzikir daripada nyinyir yak.

5.Love yourself

Semua berawal dari diri kita sendiri. Sayangi diri sendiri dulu, kemudian hal-hal positif akan datang menyertai. Nggak percaya? Coba aja. Love yourself first before you love someone else. Mencintai diri sendiri tidaklah sulit dan bukanlah egois. Demi kesehatan mental, priorotaskan diri sendiri dulu.

Hm…..apalagi yak?

Intinya kesehatan mental itu penting dan mampu mempengaruhi pola pikir kita. Kesehatan juga mahal harganya. Kita berhak atas diri kita. Sebisa mungkin jangan menyakiti diri sendiri untuk membahagiakan orang lain karena tidak semua orang suka dengan kita.

 

~MissAnt~

 

 



Rabu, 29 Juli 2020


 

Siapa bilang kalau terlalu peduli terhadap diri sendiri malah dianggap egois? Mungkin beberapa orang masih berpendapat seperti itu. Nyatanya, demi kesehatan mental, kita harus lebih banyak CARE sama diri kita sendiri.


Semakin ke sini, maka semakin sadar kalau hanya diri kita sendiri yang bisa membahagiakan diri sendiri. Kedengaranya memang egois sih, tapi ini realistis. Buat apa punya banyak teman kalau akhirnya hanya akan menjadi beban karena banyak mengeluhkan hal-hal yang tidak pantas untuk dikeluhkan.

Nggak munafik sih, kalau yang namanya mengeluh memang manusiawi asal tidak berlebihan. Saat kita sedang berusaha untuk bersyukur, tentunya akan sangat mengganggu jika banyak orang yang berkeluh kesah dengan hal-hal sepele. Mengeluh boleh saja, asal langsung sama Allah saja. Banyakin berdoa dan mendekatkan diri sama sang pencipta, dijamin hidupmu aman dari keluh kesah yang nggak penting.

Pada akhirnya kita sadar, semakin kita mendekatkan diri sama Allah, maka hati akan semakin tenang. Rasanya mengeluh saja juga sia-sia. Semakin mengeluh maka apa yang kamu keluhkan akan semakin menguasai pikiranmu. Dan akhirnya mendorongmu untuk terus-terusan mengeluh.

Pentingnya CARE sama diri sendiri juga akan berpengaruh terhadap kesehatan. Kalau kita terlalu membanding-bandingkan hidup kita sama orang lain, maka hanya akan membuat diri sendiri semakin terpuruk. Lihat saja, orang yang terlalu membanding-bandingkan dengan kehidupan orang lain, apa mereka bahagia?

Realistis saja lah. Kalau bukan diri kita sendiri, siapa lagi yang bakal peduli sama kita. Toh….hidup akan jauh lebih menyenangkan jika kita tidak berusaha membuat orang lain suka sama kita. Kalau memang suka ya ayo berteman, kalau tidak. Ya tidak masalah.

Hidup bukan soal bagaimana pandangan orang lain terhadap kita, tetapi bagaimana kita memandang dunia dari sisi yang berbeda. Pastikan cara pandang kita adalah yang mampu memberikan dampak-dampak positif terhadap diri kita dan orang-orang yang kita sayangi.

Ingat ya, jangan terbalik. Jangan membahagiakan orang lain dulu baru memikirkan kebahagiaan kita. Tapi CARE sama diri sendiri dulu, maka kamu akan jauh lebih bahagia. Selanjutnya kamu bisa menebarkan kebahagiaan tanpa mengurangi sedikitpun tentang kebahagiaanmu.

So…..first…..Care To YOURSELF. This is not EGOIST, but the way to survive.

 

~MissAnt~

 






Pernah nggak? Kayaknya doa udah maksimal tapi ternyata belum dikabulkan?

Dulu sih, sempet kecewa. Kenapa udah maksimal banget tapi belum ada yang dikabulkan. Manusia hanya bisa meminta, sementara jawabannya ya terserah Allah. Tapi yakinlah bahwa jawaban Allah selalu yang terbaik. Jika belum dikabulkan sekarang, mungkin besok atau lusa.

Pernah denger begini,

“Kalau doa belum dikabulkan, maka Allah menganggap kamu belum siap untuk itu”
Misalnya saja, kamu pingin bekerja di perusahaan A. Kamu yakin banget kalau kamu mampu kerja di sana. Tapi di mata Allah, mungkin kamu belum pantas berada di sana. Nanti Allah bakal kasih yang pantas.

Sama halnya kalau seseorang merasa sudah siap menikah namun ternyata belum diizinkan sama Allah. Bisa jadi kamu belum siap menjalani rumah tangga. Mungkin kurang instospeksi diri dulu. Perbaiki diri dulu. Memantaskan diri dulu. Jika sudah waktunya, maka Allah akan memudahkan.

Kesel nggak sih kalau doa tak kunjung terkabul? Ya pasti kesel donk. Secara yang namanya manusia pastinya selalu menginginkan sesuatu yang instan. Yang cepet banget terkabulnya. WOOOOOIIII……sadar diri donk.

Kita sebagai manusia hanyalah meminta yang terbaik. Mau terkabul kapan, itu urusan Allah. Yakin saja kalau keputusanNYA adalah yang terbaik. Yang baik bagi kita, belum tentu baik bagi Allah. Yang terbaik bagi Allah sudah pasti yang terbaik untuk kita.


~MissAnt~



Jumat, 24 Juli 2020




Semakin ke sini, rasanya semakin mikir kalau kesehatan memang benar-benar penting. Kalau dulu, belum mau istirahat cukup kalau belum beneran drop. Sekarang mau kayak gitu?

Kebanyakan orang mungkin terlalu mengejar sesuatu hingga membuatnya lelah namun tidak memikirkan betapa pentingnya kesehatan. Nggak munafik sih, semua orang pasti kepingin kaya raya, kepingin mendapatkan apa yang mereka inginkan. Tapi kadang mereka lupa kalau tanpa tubuh yang sehat, mereka akan kesulitan mengejar apa yang mereka inginkan.


Kesehatan memang mahal harganya, namun menjaga tubuh untuk tetap sehat tentunya tidak sulit. Semua tergantung kemauan diri sendiri. Aku mendadak kepingin nulis kayak gini karena habis mendengarkan Youtube dari pakar psikologis. Entah istilahnya pakar psikologi atau pakar psikologis lah ya. Yang jelas memang ngena banget kenapa kita kudu pinter-pinter jaga kesehatan.

Yang aku dengar tadi, penyakit jantung disebabkan karena memendam kemarahan. Sedangkan sistem imun yang bermasalah adalah karena stress.

Kalau menurutku sih, kesehatan juga berasal dari mental yang sehat. Jadi, mental yang sehat itu juga sangat penting. Misalnya begini, ketika kamu tidak cocok dengan pendapat seseorang, ada baiknya ya langsung disampaikan saja. Jangan hanya dipendam yang kemudian justru akan menimbun penyakit.

Selain itu, sebagai manusia kita tidak harus menyenangkan semua orang. Jika orang tidak suka dengan kamu, bukan berarti kamu buruk di mata orang lain. Percayalah…..hal utama yang paling penting demi kesehatan mental adalah bagaimana cara kamu menghargai diri sendiri. Misalnya, kamu berhak bilang TIDAK kalau memang benar-benar tidak setuju. 

Jangan berusaha menyenangkan orang lain padahal kamu sendiri NYESEK.
Itu bukan berarti kamu egois kok. Pada kenyataannya memang kita tidak bisa menyenangkan semua orang. Semakin memiliki keinginan untuk menyenangkan banyak orang, maka kamu akan semakin menderita. 

Cukup apa adanya saja. Yang penting mental kita sehat. Toh….itu yang paling penting. Mental yang sehat tentu akan selalu membuat kita berfikir positif yang berdampak bagus untuk kesehatan.

Berdasarkan sebuah survey (aku lupa sumbernya tapi pernah baca), kebanyakan penyakit yang diderita adalah karena stress dan banyak pikiran. Oke lah. Yang namanya manusia memang tak luput dari masalah. Ada yang terlalu memikirkannya dan ada yang cuek dengan masalahnya.

Banyak cara agar kita tidak terlalu fokus terhadap masalah yang dihadapi, salah satunya adalah mendekatkan diri pada Allah. Mungkin banyak yang bilang aku sok-sokan ngasih petuah karna bilang begini. Nyatanya, saat banyak masalah dan deket sama Allah, maka yang terjadi adalah hati menjadi lebih tenang. Lebih legowo karena memang semua sudah diatur.

Menerapkan pola hidup sehat tentunya tidak sulit. Semua kembali ke diri kita saja. Kalau kamu memang sayang sama tubuh kamu dan sadar betapa mahalnya kesehatan, pasti kamu akan menerapakan hidup sehat mulai dari sekarang.

Mulailah untuk mencintai diri sendiri dan banyak mendekatkan diri kepada Allah agar hidup menjadi lebih tenang. Jika kita mampu mengatur bagaimana cara menjalani hidup yang sehat, maka mental kita juga lebih sehat.

Hindari banyak mengeluh, terlalu membanding-bandingkan dengan orang lain, tidak bersyukur dengan apa yang sudah kita miliki. Tanpa disadari, hal itu justru menjadi sebab kita sakit MENTAL.


~MissAnt~


Kamis, 23 Juli 2020




Ada yang udah jalan-jalan aja hepi banget
Ada yang udah beli es teh di Mall aja hepi banget
Bahkan ada yang Cuma dapet balasan cepet dari gebetan aja udah bahagia

Jadi, menurut kalian. Bahagia itu standarnya seperti apa sih?

Setiap orang memang memiliki cara tersendiri untuk bahagia. Asal tidak terkesan memaksa, mereka pasti akan bahagia. Namun, sayangnya masih banyak orang yang terlihat memaksakan hepi-hepi agar orang lain terkesan. Dan yang paling parah, mereka selalu membandingkan dengan apa yang sudah diposting di sosial media, terutama Instagram.

Bukan mau menyalahkan sosial media. Tapi kebanyakan orang hanya melihat kebahagiaan orang lain dari apa yang diposting di sosial media. Yang tak pernah posting di media sosial dianggap hidupnya “kurang piknik” atau bahkan tidak menarik.

Hey…….tidak semua kebahagiaan harus diposting di media sosial. Beberapa orang mungkin suka posting apa saja di sosial media karena merupakan kesenangan tersendiri. Dengan posting di sosial media mungkin akan membuat moodnya lebih bagus. Sebenarnya sesimple itu.

Namun banyak orang yang ketika ingin posting di sosial media saja merasa beban. Harus mikir,

“eh tar kalau gue posting banyak yang like nggak ya?”
“tar kalau gue posting banyak yang suka sama konten-konten gue nggak ya?”
“tar gue dihujat nggak ya”
“apa ya…yang bikin orang lain suka sama postingan kita?”

Kalau kamu terus memikirkan hal-hal semacam itu, kamu tidak akan pernah bisa bahagia. IYA. KAMU TIDAK AKAN PERNAH BAHAGIA JIKA BERUSAHA MEMBUAT ORANG LAIN BAHAGIA. Kalau kamu punya standar kebagagiaan yang mana harus membuat orang lain bahagia, percayalah….kamu nggak akan mendapatkan kebahagiaan.

Kalau aku pribadi, semakin ke sini sudah males dengan membuat orang lain bahagia. Toh….kita punya kebahagiaan tersendiri. Hanya karena kita punya sudut pandang yang beda, bukan berarti kita tidak bahagia.

Semakin ke sini juga semakin heran sama orang yang hingga saat ini masih bertahan untuk menyenangkan orang lain. Semenjak cuek dengan beberapa hal seperti selalu membuat orang lain senang, mental menjadi lebih sehat. Percaya nggak?

Kadang Cuma diri kita sendiri yang bisa manage apa saja yang bikin kita bahagia. Orang lain sama sekali tidak punya kendali atas kebahagiaan kita. Asal kita hepi, mental menjadi lebih sehat dan tentunya akan berpengaruh ke tubuh sehingga lebih kuat dan sehat.

Hidup Cuma punya dua pilihan, kamu bahagia dengan caramu sendiri atau kamu akan bahagia jika membuat orang lain suka terhadapmu.

Pilih salah satu saja dan I choosed number one. Everything has changed since you choose to be happy by yourself, NOT ABOUT MAKES SOMEONE HAPPY.

~MissAnt~



Minggu, 19 Juli 2020




Hey….kalian yang terlalu banyak mengeluhkan hal-hal kecil, tolong ajari aku bagaimana caranya mengeluh donk? Maaf ya…..saking terlalu banyak bersyukur, aku jadi lupa caranya mengeluh. *Eciyee….

Awalnya sih memang banyak mengeluhkan ini itu. Tapi semakin ke sini semakin sadar kalau mengeluh memang tidak ada gunanya. Selain itu, denger orang ngeluh atau posting status yang isinya keluhan aja aku udah ilfeel. Males banget sama orang model begitu. Terutama yang mengeluhkan hal-hal kecil yang sebenarnya tak perlu dikeluhkan.




Bukannya munafik. Mengeluh itu wajar. Tapi kalau yang terus-terusan mengeluh hanya akan membuat orang lain males. Begini, jadi kalau kamu sudah alhamdulillah diberi kesehatan, tapi kok ngeluhnya selalu,

“nggak punya duit akutu….elo mah enak bisa cari duit….elo mah punya duit…lha gue kagak”

Dari keluhan tersebut sebenarnya yang kurang beryukur siapa? Sudah dikasih kesehatan, sudah dikasih akal (yaa…kalau punya akal) seharusnya bisa cari cara gimana mendapatkan rejeki. Kalau kebanyakan mengeluh, bagaimana kamu bisa dapat rejeki yang lebih.

Intinya, berapapun rejeki yang diberi harus disyukuri. Semakin kamu bisa mensyukuri sedikit rejeki, maka Allah akan memberikan jalan keluar lain. Ketika kamu sedang berada di titik paling rendah dan kamu masih diberi kesehatan, artinya kamu TAK PANTAS untuk mengeluh.

Di luar sana masih banyak orang yang tidak seberuntung kita. Percayalah, rejeki bukan soal uang yang banyak. Kesehatan saat ini menjadi rejeki yang tak ternilai. Selama kita sehat, maka kita bisa mencari uang. Rejeki memang tidak langsung banyak. Asal kita bisa makan, sudah alhamdulillah banget.

Mensyukuri apa yang kecil akan memudahkan Allah memberikan jalan keluar bagi kita. Percayalah.

“Jangan lupa bersyukur agar kamu lupa bagaimana caranya mengeluh”


~MissAnt~


Kamis, 30 April 2020




Ternyata menggantungkan segala sesuatunya sama Alloh itu bikin hidup lebih tenang. Kadang suka heran, kenapa nggak dari dulu begini sih? Tapi ya namanya manusia, kadang butuh waktu buat Kembali ke jalan yang benar. Lha emang selama ini tersesat ya? Bukan tersesat sih, lebih ke kurang menyertakan Alloh dalam setiap keinginan.

Oke, sebelumnya bukannya aku nulis begini sok iye banget ya? Bukan kok. Nggak ada maksud kayak gitu. Hanya saja aku merasa lebih baik aja akhir-akhir ini. Semenjak Ibuku meninggal Juli 2019, aku merasa linglung banget. Seperti banyakan mikir, “besok aku gimana?”. Waktu itu aku sempet ngambek sama Alloh. 

Astagfirulloh.....

Yang tadinya aku ibadah selalu ontime, jadinya entar-entar. Entah kenapa begitu. Mungkin karena Alloh mengambil Ibuku saat aku belum siap. Sungguh berdosa aku jika tidak terima. Memangnya aku ini siapa, berani-beraninya ngambek sama sang pencipta jagad raya ini.

Mungkin karna aku yang terlalu egois hingga lupa kalau Ibu itu milik Alloh. Astagfirulloh. Sampai segitunya aku. Iya, waktu itu, hidup terasa embuh banget. Mungkin karna waktu itu aku nggak mendekat sama Alloh. Jadinya berasa berantakan banget. Padahall, Cuma kurang bersyukur aja.

Dari sejak meninggalnya Ibuku, baru sejak menjelang waktu Ramadhan tahun ini aku bisa Kembali lagi. Aku bisa normal lagi kayak dulu. Maksudku, aku mulai mendekat dengan Alloh. Berusaha semaksimal mungkin agar aku Kembali seperti dulu. Yang banyak permintaan dengan menyertakan Alloh, Sholat tepat waktu lagi. Pokoknya alhamdilillah aku bisa Kembali lagi.

Aku nggak tahu tepatnya kapan. Yang jelas, dengan dekat dengan Alloh lagi, aku merasa tenang. Ya memang tidak sulit. Tapi tetap berusaha. Waktu itu juga aku sempat mikir, “kok aku begini-begini aja sih. Bosen banget harus mulai dari mana”. Sampai pada akhirnya aku semakin sadar kalau aku tanpa Alloh memang nggak ada apa-apa. Karna….Alloh sebaik-baiknya penolong.

Awalnya aku mulai belajar gimana cara memperbaiki ibadah. Pernah nggak kalian merasa jauh sama Alloh? Waktu itu aku mulai baca-baca buku seputar agama. Iya, aku baca buku-buku tersebut. Ibuku punya buku seputar doa-doa, dzikir-dzikir itu banyak. Jadi aku bawa dan aku baca-baca.

Tak sampai di situ, aku mulai buka-buka youtube yang isinya tentang pengetahuan agama. Aku tonton kajian-kajian dari ustadz-ustadz. Ya begitulah cara mudah untuk Kembali ke jalan yang benar. Akuntidak tersesat, hanya saja jauh. Dan itu aku bodoh banget. Andai saja waktu itu aku semakin mendekatkan diri sama Alloh, pastiya hidupku akan lebih baik dari sekarang. Yaaa…Namanya anak kalau ditinggal Ibunya selama-lamanya, begitulah rasanya. Sudah merasakan hal paling pedih. Dan akhirnya, hanya Alloh sebaik-baiknya penolong.

Mungkin orang akan meninggalkanmu tanpa alasan. Tapi Alloh selalu ada untukmu siang malam. Minta apa aja bakal dikasih asal kita selalu bertaqwa. Kalau merasa galau banget. Sedih banget. Minta sama Alloh di sepertiga malam. Percayalah. Semua akan baik-baik saja kalau melibatkan Alloh.

Mengeluh memang wajar sih? Di sosmed sambatr begini begitu kok begini kok begitu bla…bla…bla…bla…..It’s okay. Barangkali itu adalah cara seseorang melampiaskan kekesalannya. Nggak papa. Wajar kok. Tapi kalau keseringan mengeluh kesannya kurang bersyukur. Sesekali ngeluh sama Alloh….sambat sama Alloh. Mungkin tidak langsung pada solusi. Tapi setidaknya Alloh mendengar dan memberimu jalan keluar.

Haduuh maap ya? Bukannya aku sok mengajari. Tapi aku juga sedang belajar menjadi lebih baik. Siapa sih yang nggak mau masuk surge? Yang di dalamnya penuh dengan sesuatu yang menyenangkan. Semua orang juga mau kan? Tinggal bagaimana caranya menuju ke sana.

Menjadi lebih baik bukan berarti sok menggurui. Hanya saja kita harus banyak baca-baca. Ingat ya…..IQRO.

Nggak papa kalau kadang kita merasa jatuh dan nggak ada yang peduli. Ingat, masih ada Alloh yang mau mendengar keluh-kesahmu. Maha pengampun bagi siapa saja yang bertaubat dengan sungguh-sunggu. Maha mendengar rintihan kesedihan hambanya. Maha pemberi petunjuk bagi mereka yang tersesat.

Semoga kita semua selalu diberi petunjuk atas jalan yang dianggap sulit. Cukup Alloh sebaik-baiknya penolong. Jangan berharap pada selain DIA. Karna DIA lah sang pemilik alam semesta.

~MissAnt~



Sabtu, 04 April 2020




Sumber Gambar : Google


Kek udah nikah aja ngomongin bab nikahan. Ya kan nantinya bakal nikah juga, jadi nggak papalah ngomongin dulu. Biar paham nantinya nikah itu kayak gimana. Nggak hanya itu aja, kamu juga pastinya pernah baca-baca artikel seputar pernikahan gitu kan? Abis selesai baca jadi bengong, “oh...gitu ternyata”

Selain itu bisa iseng tanya sama temen yang udah nikah. Kira-kira kehidupan setelah menikah itu kayak gimana. Bertanya bukan berarti kamu terus mikir kalau nikah bakalan kayak gitu. Belum tentu juga soalnya kan kehidupan orang-orang kan beda-beda. Ini hanya sekedar keingintahuan saja kok.




Menjawab pertanyaan K A P A N   N I K A H

Jadi udah berapa orang yang tanya begitu ke kamu? Khususnya yang udah dianggap cukup umur buat nikah. Kalau soal ini sih kadang aku kepingin jawab begini,

“Kenapa? Anda mau nikah lagi po? Silakan kalau memang mau nikah lagi? Duluan aja.

Mengapa jawabnya begitu? Soalnya kebanyakan yang tanya adalah mereka-mereka yang udah nikah. Ya siapa tahu kan mau nikah lagi gitu loh. Kalau yang belum nikah mah, mana berani nanya begitu. Ujung-ujungnya malah pertanyaannya dibalik dan mampoosss lo mau jawab apa.

Semua orang pasti nikah kok. Tenang aja. Nggak usah banyak tanya. Mending fokus aja sama kehidupan masing-masing. Mau umur berapa ketemu sama jodoh itu sudah diatur. Nggak perlu khawatir. Yang kita lakukan ya berusaha aja. Yang udah ketemu jodoh ya nggak usah banyak bacod nanya-nanya kapan. Cukup doakan saja, Ndoro.

Kadang jawaban kayak gitu malah merusak silaturahmi. Orang yang tadinya baik-baik saja dan setelah ketemu sama temen lama yang tanya, “eh kok belum nikah? Nungguin apa lagi? Jangan banyak pilihan, jangan bla...bla...bla....”. Ujung-ujungnya malah jadi males kan?

Aku pernah sih digituin sama temen SMA. Dia tiap chat atau nggak sengaja ketemu di jalan selalu bilang, “Haduh...kok belum nikah-nikah sih? Kriteria jangan tinggi-tinggi, jangan pilih-pilih dan bla....bla...bla...bla...”.

Lalu Aku bilang aja, “Kalau kamu tiap chat atau ketemu di jalan ngobrolinnya selalu begitu, mending kita nggak usah temenan aja ya. Maap juga kalau Aku jadi sewot dan dikatain sombong”. Hehee.....Aku mah gitu. Langsung damprat aja kalau ngomong sama orang yang kadang menanyakan hal yang pribadi banget buat ditanyakan.

Lagian kenapa sih, orang-orang mikirnya selalu, nggak nikah-nikah pasti seleranya tinggi banget, terlalu pemilih, apalah...inilah. Kenapa mikirnya kayak gitu? Dari mana coba? Menghakimi tanpa tahu fakta asli bisa dibilang pidana loh. Haha...emang iya ya? Au ah....anggap aja begitu. Menganggu ketentraman orang soalnya.

Benar-benar siap menikah atau pingin ikut-ikutan doang?

Coba tanyakan pada diri sendiri. Kira-kira kamu beneran udah siap menikah atau emang ngikutin temen-temen kamu yang udah pada nikah aja. Atau biar bisa posting cincin kawin di IG? Hayoloh ngaku. Miris banget kalau ngebet banget nikah cuma buat ikut-ikutan doang gegara banyak temen yang bilang, “eh..kamu kapan nyusul nih...Aku donk udah halal...kamu kapan? Nggak kepingin po?. Hadeeeeeeeeehhhh


Gimana ya? Aneh aja sih. Nikah buat balapan. Mending balapan renang woooiiiiiii. Bukankah kehidupan sebenar-benarnya pernikahan itu setelah melangsungkan akad ya? Jadi orang-orang nggak bakalan peduli lagi setelah akad nikah. Yang selalu mereka bacodkan hanyalah kapan nikah kapan nyusul gitu-gitu doang. Hanya sekedar meramaikan pertanyaan KAPAN NIKAH doang. Setelah itu mereka kaga bakalan peduli. Jadiiiii...masih mau balapan nikah?

Oiya, Aku juga pernah baca artikel isinya kayak gini,

Menikah itu bukan sekedar “ena-ena” doang. Katanya “ena-ena” itu cuma bonus aja karena banyak hal yang harus dilalui dalam bahtera rumah tangga. Ada dua tipe orang kebelet nikah, yang pertama karena udah “kepengin” banget mau “ena-ena”. Dan yang kedua karena udah bener-benr siap. Dalam artian siap melalui berbagai resiko setelah menikah, termasuk menyatukan dua hati yang berbeda.

Begitulah kira-kira isinya. Iya enggaknya hanya mereka yang udah menikah yang tahu. Yang perlu kita lakukan (khususnya yang belum menikah) saat ini adalah mempersiapkan diri apakah sudah benar-benar siap menikah atau hanya kebelet aja.

Tidak pernah membahas seputar pernikahan ketika orang-orang ngobrolin bab nikah juga bukan berarti nggak ada niat untuk menikah. Kadang orang sudah menyiapkan beberapa hal seputar pernikahan tanpa harus diumbar atau diketahui banyak orang karena ini merupakan urusan seseorang dengan sang pencipta.


Toh, semuanya pasti meminta jodoh terbaik buat dunia akhirat kan? Jadi, pernikahan bukanlah perlombaan. Yang bakal menjalani adalah kita. Yang memutuskan menikah juga kita dan tentunya atas restu Alloh.


~MissAnt~





Jumat, 03 April 2020





Astagfirullohal'azim . . . . .

Astagfirullohal'azim . . . . .

Astagfirullohal'azim . . . . .

Astagfirullohal'azim . . . . .

Astagfirullohal'azim . . . . .

.
.
.
.
.
.
.


Jangan berhenti sampai kamu merasa lebih baik. 


Kalimat istighfar memang pendek sehingga memungkinkan banyak orang selalu mengucapkannya. Kalimat yang mungkin bagi sebagian orang begitu berat diucapkan, apalagi ketika merasa bahwa hidupnya baik-baik saja, dan tak merasa ada yang salah dengan yang dilakukannya. Ini juga menjadi anggapan jika memaknai kalimat istighfar hanya bisa digunakan atau diucapkan kala kita melakukan salah atau dosa kepada Allah. 

Ternyata tidak selamanya begitu. Kalimat istighfar adalah salah satu kalimat yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW agar kita memperbanyak untuk membacanya, baik dalam keadaan apapun di kehidupan kita sehari-hari.

Bahkan menurut, Ibnu Katsir rahimahullaah pernah mengatakan, “Barangsiapa yang menghiasi dirinya dengan amalan ini, yaitu memperbanyak kalimat istighfar, maka Allah akan mempermudah rezekinya, memudahkan urusannya dan menjaga kekuatan jiwa dan raganya.”

Kamu nggak bakal percaya the power of istigfar sebelum kamu benar-benar mengucapkannya. Sebelumnya Aku pernah liat di youtube, entah lupa siapa. Yang menyebutkan juga seorang Ustadz. Di situ dijelaskan kalau ada banyak sekali manfaat istigfar yang akan memudahkan hidup kita.

Sebenarnya Aku agak canggung kalau mau nulis hal-hal yang berbau agamis gini. Takut salah ngomong lalu dibully. Untuk itu, Aku mau sekadar share aja seputar the power of istigfar yang sudah Aku lakuin.

Istigfar bisa kamu baca di mana saja. entah itu kamu sedang di jalan atau sedang duduk yang tidak ngapa-ngapain alias gabut. Dan akan lebih baik lagi dibaca ketika mau tidur.

Nah…..berikut manfaat istighfar yang harus kamu tahu

1.Menenangkan hati yang sedang gundah

Setiap manusia tentunya punya masalah yang berbeda-beda. Iya, nggak ada manusia yang nggak punya masalah. Hanya saja porsinya berbeda-beda. Agar lebih tenang, di sini kamu bisa mengucap Istighfar sebanyak yang kamu mau. Pokoknya setenang hati kamu aja. Jangan hanya diam dan bergumam, “Kok kayak gini ya?, hidup gue begini amat dah?”. Ucapkan astagfirullohal'azim.

2.Rejeki yang selalu datang dari mana saja

Percaya nggak? Kalau dengan mengucap istighfar dengan tulus dan berusaha, maka pintu rejeki bisa datang dari mana saja. Aku pernah baca, kalau salah satu rejeki yang sudah dijamin Alloh adalah dengan mengucap istighfar. Ada aja rejeki. Ingat ya, rejeki nggak cuma berupa uang lho. Bisa juga ditraktir temen. Heheeee...

3.Petunjuk bagi mereka yang merasa tersesat

Kamu bingung dan nggak tahu harus memilih jalan yang mana? Maka istigfar akan memberimu petunjuk.

Syaikh Muhammad bin Muhammad Mukhtar As-Syinqity hafidzahullaah pernah ditanya oleh seseorang, “Wahai Syaikh, dengan amalan apa anda menasehati saya dalam menyongsong datangnya musim ketaatan? Kemudian Syaikh menjawab, Sebaik-baik amalan yang dapat dilakukan dalam menyongsong musim ketaatan adalah memperbanyak istighfar. Sebab dosa akan menghalangi seseorang dari taufiq Alloh (untuk melaksanakan ketaatan).”
Dari situ bisa diambil pelajaran bahwa Alloh akan mengangkat segala kekalutan atau kebingungan, yang ada di hadapan kita akibat banyaknya dosa yang kita timbun, dan menggantinya dengan sebuah petunjuk berupa kekuatan iman kepadaNya, ketika kita selalu memohon ampun kepadaNya.

4.Sumber kekuatan ketika merasa lemah

Lemah di sini bukan karena manja lho ya. Tapi karena kita sudah berusaha semaksimal mungkin dan rasanya seperti sangat jatuh. Bahkan ketika banyak orang yang nggak suka dengan kita, seringkali kita merasa lemah dan berkaca, sebenarnya apa salah kita?

Tak perlu merasa bersalah karena banyak orang yang berusakan mencari-cari kesalahan kita hingga membuat kita terdepak. Tenang, untuk mengatasinya, cukup ucapkan astagfirullohhal'azim. Obat di saat kita merasa lemah.

Seperti apa kehidupannya, semua tergantung bagaimana dia menyikapinya. Sehingga sangat manusiawi ketika masalah atau ujian datang menghampiri, manusia akan merasakan lemah dan lelah dengan kondisi yang dianggap kurang berpihak padanya. It’s okay. Just istighfar and everything gonna be okay.

5.Aktifitas terasa lebih mudah

Pernah ngrasain nggak? Kurang fokus melakukan sesuatu karena kepikiran suatu hal? Nggak papa. wajar kok. Semua pasti mengalami hal kecil yang membebani dan menyebabkan kurang fokus. Salah satu cara mengatasinya adalah dengan mengucapkan kalimat istighfar sebanyak-banyaknya. Dengan begitu akan memudahkan dalam menjalankan aktivitas. Nggak percaya? Cobain deh.

6.Membersihkan hati

Saat orang tidak suka sama kita atau bikin kita jengkel, maka yang terjadi biasanya adalah kita juga benci sama mereka. Tapi hal ini jutsru sama aja. Nggak perlu benci balik. Biarkan saja. Kalau kita benci balik hanya akan mengotori hati aja yang akhirnya malah bikin setan lebih mudah menguasai pikiran buruk kita.

Yang perlu dilakukan di sini hanyalah beistighfar sebanyak-banyaknya. Dengan begitu akan membantu membersihkan hati dari pikiran buruk. Kalau orang tidak suka sama kita atau cari-cari kesalahan kita sehingga membuat hati kita jengkel, cukup istighfarin aja. Yang namanya setan kan pasti makin panas kalau di-istighfar-in. #Eh….

7.Ada aja yang bikin seneng

Manfaat istighfar ternyata sangat banyak. Hidupmu juga bakalan lebih bahagia aja. Entah bagaimana datangnya, yang jelas memperbanyak istighfar bisa bikin hati seneng terus. Pokoknya ada aja yang bikin seneng. Asal kamu baca istighfarnya sepenuh hati dan bersungguh-sungguh, percayalah….hal baik akan selalu datang padamu.

Segala sesuatu akan lebih mudah jika selalu dibarengi dengan istighfar. Ini bisa dijadikan senjata kalau hati kamu sedang berantakan banget.




Beberapa yang Aku tulis di atas tentu Aku sendiri sudah merasakan the power of istighfar. Masih nggak percaya? Coba aja dulu. Asal sungguh-sungguh dan niat dari hati, segala sesuatunya akan dimudahkan.


~MissAnt~


Seedbacklink

Categories

Pengunjung Hari ini

Cari Blog Ini

Translate

Tutorial Paling Mudah Daftar Freelancer di Projects.co.id

  Sumber Gambar: Pexel   Sebagai seorang freelancer, kamu tentunya sudah tidak asing dengan platform yang satu ini. Projects.co.id meru...

Tentang Penulis

Foto saya
Heloo..thank you for always visit and read my blog ^.^