Sebenarnya
aku sendiri juga nggak tau seperti apa sosok ibu mertuaku nantinya. Galak?
Noo….Penyayang? Yess…I want. Tapi ya gimana ya? Lha Wong aku sendiri juga nggak
tau seperti apa nantinya. Kadang kalau ngebayangin orang orang yang cerita, “eh..ibu mertuaku tuh
la..bla..bla..bla..”.
kalau denger kayak gitu kadang juga takut. Apalagi
kalau pas liat di tipi, hmm…syerem abis. Tapi apapun itu, aku nanti bakalan
punya yang namanya ibu mertua alias ibunda dari suamiku tercintah. #Cieh…
Kalau
yang namanya anak cewek pastinya deket dong sama ibunya sendiri. Sudah tau
seperti apa, udah tau gimana cara seorang ibu mendidik dan merawat kita dari
kecil dengan penug kasih sayang. Nah..kalau Ibu mertua, kita pastinya belum tau
bagaimana sebenarnya wataknya. Kita hanya akan bertemu saat kita memutuskan
hidup bersama dengan anaknya. Kita harus menganggapnya sebagai ibu kandung
kita. Bagaimanapun sifatnya, kita harus menerima.
Tapi
menurutku, yang bermasalah di dunia ini hanyalah antara menantu perempuan
dengan ibu mertua. Bener nggak sih? Atau hanya sekedar pengetahuanku saja.
Kebanyakan film film dan beberapa cerita orang orang, yang bermasalah selalu
antara Ibu mertua dengan menantu perempuan. Apakah ini membuktikan kalau wanita
memang mahkluk paling ribet di Dunia?
Untuk
Calon ibu mertua yang aku sendiri nggak tau siapa dan seperti apa. Bahkan
membayangkan seperti apa saja aku nggak bisa. Untuk itu aku ingin menuliskan
sesuatu untukmu, wahai calon ibu mertua.
1. Jika
nanti aku ikut suamiku dan tinggal serumah dengan Ibu mertua, tolong jangan
anggap aku seperti orang lain ya. Aku rela meninggalkan ibuku di rumah demi
kewajibanku ikut suami dan tinggal bersamamu, jadi tolong mengertilah, aku
meninggalkan ibu yang mengandung dan merawatku sejak kecil demi ikut suami. Ini
memang sulit sekali, tapi kewajiban seorang istri adalah ikut suami. Apapun
itu, tolong jangan anggap aku seperti orang lain.
2. Jika
nantinya aku dan suami punya rumah sendiri, tolong percayalah. Aku kan
menjaganya seperti ibu mertua yang menjaga dan merawatnya dari kecil. Saat kami
memutuskan untuk tinggal berdua, aku bukan “mencuri” anak laki lakimu. Izinkan
kami berdua mandiri dengan tinggal berdua.
3. Jika
ibu mertua merasa masakanku kurang enak, maka jangan langsung memarahiku,
bukannya aku nggak becus mengerjakan pekerjaan rumah, tapi beri aku waktu agar
aku bisa memasak seenak ibu mertua. Aku juga bisa menyertrika, mencuci, menyapu
dengan baik. Tapi kadang apa yang telah aku kerjakan belum tentu baik dimata
ibu mertua, untuk itu beri aku waktu ya. Tolong beri waktu untuk mengerjakannya
dengan sempurna.
4. Jika
nantinya keluarga ibu mertua adalah orang yang punya segalanya, jangan pernah
remehkan keluargaku seperti apa. Tolong jangan menbanding bandingkan. Kami
memang tidak punya banyak harta, tapi kami juga nggak mau dibanding bandingkan
dan diremehkan begitu saja. Apalagi
ya, yang akan aku tulis? Mendadak jadi lupa. Ada banyak hal yang ingin ku
sampaikan kepada calon ibu mertua. Yang paling penting adalah 4 poin diatas.
Aku nggak minta yang macam macam. Mungkin hanya semacam penasaran saja dan
akhirnya aku tulis untuk calon Ibu mertua yang nggak tau siapa.
Mungkin tulisan
ini nggak akan dibaca oleh calon mertua, tapi aku pingin menyampaikan ini. Apa
aku harus print surat ini dan aku serahkan jika aku sudah bertemu dengannya???
Hmmm….iya nggak ya? Kalau memang memungkinkan ya bakalan aku kirim. Duh..malah
jadi penasaran gini ya.
~MissAnt~