Hari
gini masih ada orang setia? Kalaupun ada, paling Cuma ada 4 atau 5 orang
termasuk Aku. Ciyeehhhh...
Eh...tapi
seriusan lho? Kalau dipikir-pikir, Aku pantas dapet penghargaan orang paling
setia dalam hubungan kasih dan pertemanan. #Elah....Bukannya sombong lho. Tapi
cuma sombong dikit aja boleh lah ya.
Tapi
sayang seribu sayang, kesetiaan ku berakhir penghianantan. *Walah kenapa malah curhat.
Kalau
dipikir-pikir, sikap baik kita terhadap seseorang memang tidak selalu dihargai.
Terlalu baik seringkali disalahartikan (Pengalaman pribadi cuy...). Bukannya
kita minta pamrih, setiadaknya, bersikap baiklah pada orang yang sudah bersikap
baik terhadapmu. Kenyataannya tidak begitu, saat kita berbuat baik pada
seseorang, kita justru dapet balesan dari orang lain. Adil kan? Tapi ini bukan
tentang adil atau enggaknya. Tapi lebih ke KESETIAAN saja.
Kesetiaan
itu layaknya sepatu yang kita pakai. Meski hanya itu-itu saja, tapi sepatu itu
telah memberikan kenyamanan pada kita. Nggak peduli olokan setiap orang. “Kok sepatunya itu-itu saja”, “Kenapa nggak beli sepatu baru? Sekarang
sepatu murah-murah lho”. Iya. Murah. Tapi sepatu lama yang sudah nyaman
jauh lebih antik dan tak tergantikan jika dibandingan dengan sepatu murah yang
banyak dijual. Ini hanya tentang kesetiaan. Seberapa orang bisa merawat sepatu
dan membuatnya merasa nyaman saat dipakai.
Orang
kalau sudah nyaman emang susah berpaling. Lihat saja, saat seseorang sudah
nyaman dengan sepatunya, sejelek apapun, seburuk apapun, sejadul apapun,
baginya adalah yang paling bagus diantara yang lain.
Begitu
juga dengan seorang teman, tak perlu banyak teman. Jika punya satu saja yang
paling setia dan menerima apa adanya, itu sudah lebih dari cukup. Buat apa
punya banyak teman yang pada akhirnya hanya saling menusuk dari belakang. Karna
tidak ada yang tau, yang hari ini berteman baik, bisa jadi suatu saat nanti
tidak saling mengenal. Itulah pertemanan, memang kadang lucu. Bisa amnesia
mendadak. Yang kemarin tertawa bareng bisa mendadak nggak kenal.
Tapi
pastinya itu bukan Aku donk, dan tentu bukan kalian-kalian (yang entah siapa)
ya. Berhubung sering mengalami hal itu, makanya bisa nulis kayak gini.
Yah...itung-itung buat bahan tulisan. Jadi, ucapkan terima kasih buat
teman-teman yang pernah mengkhianati mu, karna dengan begitu, kamu jadi punya
bahan untuk ditulis, sekaligus pelajaran bahwa yang baru belum tentu nyaman.
Yang tadinya sahabat juga belum tentu tentu awet sampai tua.
Yang
jelas, bertemanlah dengan siapapun. Tanpa mengaharapkan akan menjadi teman
selamanya. Karna teman seperti itu sudah sangat jarang ditemukan. Dan, kita
nggak pernah tau, kapan seorang teman akan berubah Mending nyari temen hidup deh, Insya Alloh dapet yang setia dunia
akhirat. Aaamiiin.
Oke,
teman-teman penghianat. Terima kasih atas sikap kalian. Lain kali bakal bikin
buku tentang ini. Buat pelajaran anak cucu, agar hati-hati dalam milih temen.
Nyari yang mau nrima apa adanya. Jangan hanya berteman pas masih susah, lalu
kabur saat punya segalanya.
Jadilah
seperti sepatu. Meski buruk, jelek, modelnya jadul, tapi selalu memberi kenyamanan
pada pemakainya. Tak perlu beli yang baru jika sepatu lama masih layak pakai
dan bisa bikin nyaman.
#FilosofiSepatuByMissAnt
~MissAnt~