“Memilih Bodo Amat itu Penting, karna itu
merupakan salah satu pendekatan yang waras demi menjalani kehidupan yang lebih
baik”.
Suka banget
kata-kata ini. Bisa langsung sekilas ada pas nulis ini yak. Kereeeeeen. *TepukTanganSendiri *LebayDeh
Sekilas dalam
melihat judul Sebuah seni untuk bersikap
bodo amat emang udah mikir yang enggak-enggak. Bukannya negative thinking sih, tapi lebih m ikir ke “Oh...iya yak, ternyata ada juga orang yang mikir gitu dan bisa membodo
amatkan sesuatu”. Udah lama banget pingin buku ini. Semenjak kemunculannya
emang udah pingin review. Tapi ya gitu, setelah baca selalu ada malas-malasnya
buat buru-buru review.
Buku ini ditulis
oleh Mark Manson. Dia adalah seorang Blogger
kenamaan yang punya banyak pembaca. Buku terlaris dengan judul Sebuah seni untuk
bersikpa bodo amat adalah buku pertamanya. Judul pada tiap chapternya emang
kena banget. Kalau disuruh yang mana chapter terbaiknya, aku nggak bisa milih.
Karna setiap chapter selalu ada aja kutipan yang menarik dan penting untuk
dipahami.
Jika dilihat dari
judulnya, menurut aku pribadi, bersikap bodo amat bukan sesuatu yang salah.
Bukan juga suatu hal yang egois dan tidak mempedulikan orang lain. Ya emang
benar sih, seni bersikap bodo amat merupakan pendekatan demi menjalani
kehidupan yang lebih baik.
Tidak semua orang
bisa bersikap bodo amat. Beberapa diantara mereka mungkin masih merasa
dirinya egois dan semakin buruk jika mengamalkan sikap bodo amat. Namun,
seiring berjalannya waktu, ada kalanya kita bersikap bodo amat.
Adapun beberapa manfaat ketika kita berani bersikap bodo
amat, diantaranya adalah
1. Lebih bahagia.
Siapa bilang semakin kamu cuek maka akan semakin dibenci? Ya
kadang iya sih. Tapi suatu saat kamu bakalan lebih bahagia kok. Suatu saat
kalau usiamu sudah matang (kek nasi aja
matang), kamu bakalan lebih bahagia dengan sikap seperti ini.
Mengapa demikian?
Semakin dewasa kamu, nantinya bakalan tau mana teman yang
pantas dipertahankan dan mana yang nggak penting. Jadi sikap bodo amat akan
sangat penting. Sepenting apa? Ya nanti kamu bakalan tau kalau kamu sudah
dewasa, nak. *Uhuk
2. Lebih menerima menjadi diri sendiri.
Dalam buku ini memang mengajarkan banyak hal tentang sikap
bodo amat. Buat kamu yang sudah membaca buku ini tentu saja tidak merasa egois
ketika bersikap bodo amat. Dan yang pasti, kamu lebih bisa menerima kekurangan diri
sendiri dan menjadikan itu sebuah kelebihan.
Hanya karena kamu nggak bisa melakukan apa yang mereka
lakukan, bukan berarti kamu nggak bermakna (elah
dah…dalem banget). Setiap orang punya karakter masing-masing. Namun tidak
semua orang mampu memahami karakter setiap orang.
3. Akan baik-baik saja meski berani berkata tidak.
Salah satu part
yang aku suka di sini adalah tentang “Pentingnya
berkata tidak”. Yap, suatu saat kamu bakalan berani untuk berkata tidak ke
seseorang. Mungkin saat ini kamu merasa canggung atau takut kehilangan teman
seperti dia, tapi nantinya kamu bakalan baik-baik saja berani mengatakan
penolakan.
Intinya kalau nggak setuju sama satu hal, kamu bakalan
berani mengatakan TIDAK. Kalau sekarang mungkin masih sungkan karena takut
nggak punya teman kan? Ngaku aja deh. Percayalah, suatu saat kamu bakalan lebih
puas dengan berkata TIDAK daripada mengIYAKAN lantaran kamu takut nggak punya
teman. Iya kan? Ngaku loooooo.
4. Lebih cepat menemukan jati diri.
Penemuan jati diri pada seseorang tidaklah sama. Ada yang
memakan waktu lama dan ada yang hanya sebentar. Yang jelas, suatu saat kamu
bakalan menukan jati diri kamu. Ada yang bilang, menemukan jati diri biasanya
dimulai dari berani tidaknya seseorang untuk berkata tidak.
Dengan begitu, kamu akan lebih mudah dalam menemukan jati
diri. Saat kamu berani berkata tidak, maka akan terasa lebih berbeda. Itulah
mengapa berani berkata tidak itu penting. Jangan takut dijauhi lantaran kamu
mampu berkata tidak. Katanya, semakin cepat kamu menemukan jati diri, maka
hidupmu akan semakin lebih baik. Percayalah….
Buku ini cocok untuk dibaca siapa saja. Awal beli buku ini
emang ada komentar sengak begini, “Bacaannya
kok kayak gitu, tar ngaruh sama jiwa kamu lho”. Kebiasaan deh, makanya
jangan liat buku dari cover maupun judulnya, baca dulu baru komen.
Eh tapi sama ding, pas muncul di jagad sosmed, aku pikir isi buku ini bakalan sengak banget. Eee ternyata
enggak. Huuu….sama aja kalau gitu. Maapkan aku yang kadang juga khilaf dengan
menilai buku Cuma dari Judulnya.
*NggakPapaDiMaafkanKok…
Kalau menurutku, Buku ini recommended banget. Khususnya buat kamu – kamu yang merasa belum menemukan
diri sendiri dan masih dikendalikan sama orang lain. Masing-masing chapter
mengandung makna yang bakalan bikin kamu, “Oh…ternyata
gitu”.
Nggak ada kata terlambat buat baca buku ini. Hanya karena
keluarnya udah lama tapi bukan berarti basi. Aku juga jarak antara beli dan review tergolong lama. Tapi nggak papa,
yang terpenting dalam membaca buku adalah ketika kamu memahaminya dengan baik.
Buat apa beli buku dan asal baca kalau kamu sendiri nggak paham apa isinya. Tul
nggak?
Demikian sekilas review buku berjudul Sebuah seni untuk bersikap bodo amat. Buat yang belum sempet baca, ayo baca dan
pahami. Jangan hanya menilai dari judulnya doang. Budayakan baca terlebih
dahulu. Okay ?
~MissAnt~