"Kenapa nggak
jadi Ghost Writer gue aja, jarang-jarang lho ada Ghost writer yang beneran
Ghost"
Begitulah percakapan
yang menggelitik antara Naya (Tatjana Saphira) dengan Galih ( G Pamungkas) yang
menggelitik. Iya, ditambah lagi dengan mimik wajah Ge yang innocent
banget.
Sebenarnya udah lama
pingin nonton film ini. Hanya saja tayangnya bertepatan dengan lebaran. Tau
sendiri kan kalau lebaran saya sibuk. *LahBodoAmatTaaaa
Sebelumnya sebenarnya
udah banyak sekilas review berkeliaran di rituitan twitternya Ernest prakasa
dan Arie kriting. Setelah nonton sendiri emang bener. Komedinya dapet, horornya
dapet dan trenyuhnya juga dapet.
Film ini diproduseri
oleh Ernest Prakasa dengan Scriptwriternya adalah Benedion Rajagukguk.
Pemainnya adalah para komika. Kebayang kan kocaknya kayak apa. Apalagi kalau
ada bude Asri welas dan Pak Arief Didu, dijamin tambah koplak deh.
Ada banyak pelajaran
yang bisa kita ambil di film ini. Kebiasaan emang, kalau review film lebih suka
ngambil moral value. Karna menurutku setiap film atau buku selalu punya pesan
yang disampaikan. Iya nggak? Seperti halnya dari film Ghost Writer.
1.Jangan jadi penakut.
Setiap orang pasti
punya rasa takut. Tapi jangan jadi penakut. Pada dasarnya sekeliling kita
juga ada makhluk yang tidak terlihat. Asal kita tidak mengganggu, maka "mereka" juga nggak akan mengganggu kita.
2. Tepati janji dengan
siapapun.
Hanya karna berambisi
ingin menerbitkan novel, Naya akhirnya ingkar janji dengan Galih. Sebelumnya
Galih punya satu syarat agar nanti novelnya diterbitkan tanpa mendramatisir.
Namun pada akhirnya Naya malah mengubah endingnya dan membuat Galih marah.
Pokoknya, sekecil apapun janji harus ditepati. Tak peduli dengan siapa kamu
berjanji, sebaiknya ditepati karena janji adalah hutang.
3.Keluarga adalah
segalanya.
Kadang kita berfikir
kadang orang tua terlalu membeda-bedakan, ternyata hal itu salah besar. Seperti
apapapun orangtua atau sodara kita, merekalah yang paling peduli. Merekalah
yang selalu ada saat kita jatuh.
Arti keluarga dalam
film ini emang bikin mewek. Keren banget penulisnya. Sebentar ngakak, sebentar
sedih. Aku malah nggak ngerasain horor lho, soalnya Ghostnya si Ge. Entah
kenapa lucu lucu sedih gitu. Heheee
4. Jangan gengsi
menerima bantuan oranglain.
Menerima bantuan orang
lain tidak membuat kita makin lemah. Adakalanya kita harus menerima bantuan
orang lain. Maksud Naya memang baik karena ia ingin menjadi wanita
mandiri yang tidak merepotkan oranglain, intinya tidak mau membebani oranglain.
Di sini Naya ditawarin
pacarnya (Deva Mahendra) untuk menjadi Copy writer tapi dia menolaknya lantaran
lebih fokus dengan Novelnya. Padahal demi terbitnya novel itu malah justru
membahayakan nyawanya.
5. Ide menulis bisa
datang dari apa saja.
Di sini aku bisa
meyakinkan bahwa menulis bisa datang dari apa saja. Misalnya saja Naya yang
ingin menulis kisah hidup Galih atau persahabatannya dengan Ghost. Jadi dari
film bisa disimpulkan bahwa nggak ada alasan nggak ada ide buat nulis karena
bisa dateng dari apa saja.
Kalau menurutku, makin ke sini film
Indonesia semakin bagus. Beda banget sama film dulu. Hal ini juga membuktikan
kalau film Indonesia nggak kalah sama film luar. Jangan komentar ini itu
sebelum nonton sendiri deh.
Kadang orang terlalu cepat berkomentar sebelum menonton hingga berujung meremehkan. Nah...orang kek gitu tuh yang nggak bisa menghargai karya orang lain. Suatu saat jika punya karya juga nggak pantas dihargai. *HalahJadiEmosiGue
Setiap film selalu
punya jalan cerita tersendiri. Semua juga tergantung penulisnya. Ghost Writer
yang ditulis dan disutradarai oleh Bene Dion dan juga diproduseri langsung oleh
Ernest prakasa ini memang perpaduan yang komplit. Selingan canda tawa dan rasa trenyuh dengan
bumbu khas dari pemainnya ini emang wajib ditonton. Film ini juga memberi pesan
menyentuh dalam kehidupan sehari-hari.(Buat yang ngeh aja sih)
Pemainnya juga sudah
tidak asing lagi karena kebanyakan dari komika. Pokoknya wajib masuk daftar
film yang wajib ditonton. Keren pokoknya.
~MissAnt~