Setiap orang tentunya memiliki jenis buku favorit yang akan
membuat mereka lebih termotivasi.
Sebenarnya aku dulu suka banget baca-baca
novel gitu, tapi entah kenapa akhir-akhir ini lebih nyari jenis buku self
improvement.
Dan akhirnya nemu Filosofi Teras. Awalnya sih, aku ke Gramedia
bukan beli buku ini. Awalnya mau beli yang “Segala-galanya Ambyar” karya Mark
Manson, entah kenapa justru kecantol Filosofi Teras.
Kalian pasti nggak asing dengan sebuah buku yang judulnya,
“Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo Amat” yang tak lain adalah karya Mark Manson.
Saking bagusnya, aku sampai nunggu bukunya lagi sampai akhirnya muncul dan
judulnya adalah “Segala-galanya Ambyar”.
Udah gatel mau beli ternyata malah banyak
pilihan dan akhirya memutuskan untuk beli Filosofi Teras.
Setelah aku baca emang bagus banget. Ya pantas saja kalau
masuk best seller. Pinginnya sih beli semua buku best seller, tapi untuk saat
ini satu-satu dulu deh belinya.
Buku ini ditulis oleh Henry Manampiring. Ia
adalah seorang praktisi periklanan dan juga pegiat sosial media. Filosofi Teras
ini merupakan buku kelimanya. Karya lainnya kamu bisa gugling sendiri
ya.
Isi dari buku ini memang menarik semua. Tak hanya itu saja,
kamu juga bakal dimanjakan dengan ilustrasi-ilustrasi yang epik karya Levina
Lesmana yang bikin makin asyik membaca hingga 12 bab.
Aku suka dengan buku yang
di dalamnya terdapat beberapa quote. Nah…kalau kamu juga suka, maka buku ini
harus masuk dalam rekomendasi yang harus banget kamu baca.
Apa saja prinsip dalam Filosofi Teras yang bisa kamu
amalkan dalam kehidupan?
Semakin dewasa kita, maka akan semakin banyak pelajaran
hidup yang kita alami.
Mau tidak mau,siap tidak siap, kita akan mengalami
hal-hal yang jauh dari pemikiran kita sebelumnya.
Hidup bukan perkara yang
enak-enak saja. Kalau dalam bahasa jawa, istilahnya adalah, “Urip Iku Sawang
Sinawang”.
Hidup itu hanya sejauh mata memandang, yang kita pikir hidupnya
enak, jusru malah tertekan. Yang terlihat tertekan malah justru bahagia.
Filosofi Teras merupakan filsafat Yunani-Romawi kuno demi
terciptanya mental tangguh masa kini.
Semakin dewasa kamu, maka kamu harus
punya mental tangguh sekuatr baja demi melawan kerasnya dunia.
Dari yang sudah aku baca, buku ini mengajarkan
beberapa prinsip hidup yang harus diamalkan. Khususnya buat kamu yang gampang
banget down sama hal-hal yang sepele.
Berikut beberapa prinsip dalam Filosofi Teras untuk
kesehatan mental yang lebih tangguh;
1. Pentingnya mengelola Emosi
Pernah nggak sih? Masalah sepele aja sampai kesel
berjam-jam. Misalnya saja, bikin kopi dan tumpah.
Kemudian bisa bete seharian.
Dalam buku ini dijelaskan bahwa emosi negatif (khususnya bagi kaum Stoa) adalah
hasil rasio yang salah menilai atau keliru.
Cara pandang kita terhadap sesuatu dapat mempengaruhi emosi.
Dari kejadian kopi tumpah tadi, sebaiknya otak kita cukup merespon, “Ah…yasudah
kalau tumpah.
Toh bisa bikin kopi lagi”. Kemudian selesai. No more bete
seharian. Simple kan?
Baca Juga: 4 Manfaat Bersikap Bodo Amat
Selain itu, seringkali kita mudah emosi dengan beberapa
komentar orang lain. Misalnya, “Kok udah umur segini belum nikah”. Ya jawab
aja, “Jodohnya lagi on the way.
Doakan saja”. Selesai kan? Nggak perlu
bete. Mengelola emosi memang tidak mudah.
Tapi efeknya memang lebih positif
khususnya untuk diir kita sendiri. Pandai-pandainya kita saja mengatur
bagaimana mengelola emosi.
2. Dalam hidup, kita tidak perlu khawatir dan cemas yang
berlebihan.
Tanpa sadar, perkataan seseorang seringkali membuat kita
kepikiran, khawatir, cemas dan akhirnya jadi overthinking.
Iya nggak? Ternyata
khawatir yang berlebihan akan sesuatu hanya akan memunculkan beberapa penyakit,
misalnya saja.
Ketika ada perkataan seseorang yang membuat kita kepikiran, lalu
kita susah tidur, akhirnya jam tidur berantakan dan menimbulkan gangguan
kesehatan.
Kalau sudah begini yang rugi siapa? Ya kita lah.
Sebenarnya, bukan stres atau khawatir yang berlebihan yang
menyakiti diri kita, melainkan reaksi kita terhadapnya.
Kalau dibawa enjoy, ya
bakalan mengalir begitu saja. Banyak hal dalam hidup yang dapat membuat kita
khawatir.
Namun ada baiknya kita enjoy saja. Bukankah segalanya sudah diatur?
3. Selalu positive thinking
Nggak munafik sih, pada kenyataannya memang kita sulit untuk
selalu berpikir positif.
Kita selalu memikirkan kemungkinan-kemungkinan
terburuk yang sebenarnya tidak terjadi.
Kadang memang kita sendiri yang
mengacaukan kemampuan kita.
Seseorang kadang terlalu mikir, “Nanti kalau begini
gimana? Nanti kalau nggak berhasil gimana? Nanti kalau kalah gimana?”.
Ingat
ya, ada hal-hal di bahwa kendali (tergantung pada kita), ada hal-hal yang tidak
di bawah kendali (tidak tergantung pada kita).
4. Kita tidak bisa menyenangkan semua orang
Kadang memang ada beberapa orang yang bahagia banget kalau
udah bikin orang lain bahagia.
Meskipun cara melakukannya juga terpaksa.
Misalnya, “Dia bakalan seneng banget temenan sama aku kalau aku selalu traktir
dia nonton.
Tapi di sisi lain aku juga bangkrut kalau ngeluarin uang untuk
membahagiakannya”.
Jadi, mengapa harus mengorbankan diri sendiri demi kebahagiaan
orang lain? Pada dasarnya, hidup kita bakalan baik-baik saja tanpa menyenangkan
semua orang.
Mereka mau berteman syukur, nggak mau ya tidak masalah. Sesimple
itu lhooo.
5. Berdamai dengan orang-orang menyebalkan
Yang namanya manusia pastinya punya karakter dan sifat-sifat
yang berbeda-beda.
Ada yang menyebalkan dan ada yang menyebalkan banget. Namun
pada akhirnya kita tidak bisa menghindar dengan orang-orang jenis ini.
Yang
harus kita pahami di sini adalah perilaku orang lain masuk dalam kategori Indifferent,
yang artinya tidak ada hubungannya sama kebahagiaan kita.
Kalau dia nggak suka
sama kita, ya sudah. Itu urusan mereka. Kita tidak bisa mengendalikan respon
orang lain terhadap kita.
Baca Juga: The "Y" Book is So Inspiring. Read This
Yang aku pelajari dari Filosofi Teras ini adalah bahwa
orang-orang menyebalkan yang tidak suka dengan kita hanya tidak mengenal kitra
dnegan baik.
Mereka hanya buta nalar saja. Mereka hanya menilai sesuatu dari
sudut pandang mereka sendiri tanpa tahu yang sebenarnya.
Jangan terlalu BAPER
jika ada orang lain yang tidak suka sama kita. Ingat ya, kita tidak bisa
mengendalikan orang lain, tapi kita bisa mengendalikan respon kita terhadap
orang lain.
6. Yaaa sudahlah mau gimana lagi
Itu bukan kata-kata menyerah atau tunduk terhadap sesuatu.
Trus apa donk? Semua yang terjadi dalam hidup ini cukup kita jalani saja.
Yang
jelas, kita sudah melakukan yang terbaik. Kalau aku prinsipnya begini, Dekat
sama SANG PENCIPTA, berusaha yang terbaik, dan ya sudahlah.
Mengalir saja. Tapi
bukan menyerah ya. Hanya saja berdamai dengan diri sendiri kalau memang
jalannya harus begini dulu.
Banyak quote Filosofi Teras yang harus kamu amalkan.
Pokoknya bagus-bagus semua.
Cocok buat dibaca sama orang yang punya mental kerupuk dan gampang melempem. Hahaha….
Mon maap aku baca ini bukan berarti sebelumnya mentalku Cuma
sebatas rempahan biskuit lho ya.
Sebelumnya emang suka sama buku self
improvement, salah satunya ini nih, Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo Amat.
Oke sekian dulu reviewnya ya? Masih banyak isi menarik di
dalamnya. Biar lebih paham lagi,langssung baca aja yak. Lagi banyak diskon lho.
Emang syurga banget rasanya kalau buku kesayangan lagi ada diskon.
~MissAnt~