Harta yang paling berharga adalah KELUARGA
Puisi yang paling bermakna adalah KELUARGA
Hayoloh siapa yang bacanya sambil nyanyi? Btw
maap banget kalau liriknya kebolak-balik. Nggak papalah ya, yang jelas maknanya
Cuma satu yaitu Keluarga adalah segalanya.
Yang dulu waktu kecil
pernah liat film Keluarga Cemara, pastinya nggak sabar buat nonton yang ini
donk? Dulu pas masih SD, aku sempat ngikutin Keluarga Cemara. Kalau nggak salah
waktu itu tayang di RCTI. Nah, waktu ada kabar bahwa film Keluarga Cemara bakal
diangkat ke layar lebar, tentu makin penasaran donk? Secara itu tontonan pas
masih kecil. Ya kangen aja sih, secara sekarang tontonan kayak gitu sekarang
udah jarang banget. Iya nggak? Iya pokoknya. *SerahLoDehTa
Keluarga Cemara tayang
perdana pada tanggal 03 Januari 2019 kemarin. Meski baru sempet nonton hari
ini, tapi kemarin-kamarin Dunia maya khususnya
twitter udah ramai banget bahas film ini. Jadinya kan aku makin penasaran.
Para pemain di Keluarga
Cemara tentu tidak asing lagi, antara lain Ringgo Agus Rahman (Abah), Nirina
Zubir (Emak), Adhisty Zara JKT48 (Euis), Widuri Putri Sasono (Ara), Asri Welas
(Ceu Salma), Gading Marten (Pak Guru) dan masih banyak lagi. Oiya, Aku baru tau
kalau pemeran Ara ternyata adalah anak dari Widi Mulia dan Dwi Sasongko, pantes
aja wajahnya kayak nggak asing, eee ternyata perpaduan antara Tante Widi Mulia
dan Om Dwi Sasongko.
Dalam film yang
bertemakan keluarga, akan selalu ada moment-moment yang bikin sedih. Seperti
halnya film Kaluarga Cemara ini. Benar sekali apa yang dikatakan oleh para
netizen yang ramai di twitter, yaitu jangan lupa bawa tisu. Oke, ini nggak
lebay sih. Kalau nggak percaya, mending kamu langsung nonton sendiri aja, pasti
bakalan mewek deh. Kalau enggak ya minimal nyesek dikit.
Tak hanya menghadirkan
kisah yang menyentuh hingga membuatmu mbrebes
mili, film ini juga dibumbui dengan komedi. Kalau menurutku ya, sesedih
sedihnya film atau sehoror-horonya film, kalau ada Budhe Asri Welas tentu bakal
bikin cekikikan. Penasaran kayak gimana? Buruan nonton gih. Aku kalau diajak
nonton lagi masih mauk kok. Asal dibayarin. Hahaaa~
Bagiku, setiap film
selalu memberikan pelajaran penting. Apalagi ini film bagus banget buat semua
kalangan. Tadi aku pas nonton, studionya juga penuh dengan anak-anak juga.
Pokoknya film ini wajib masuk daftar list film Indonesia yang wajib ditonton.
Mumpung masih awal tahun lho. Siapa tau besok-besok ada film baru lagi yang nggak
kalah bagus.
Jadi, ada beberapa
pelajaran berharga yang aku ambil dari film Keluarga Cemara ini. Di antaranya
adalah
1.Jatuh bukan akhir dari
segalanya.
Awalnya memang Keluarga
ini tergolong berkecukupan. Namun karna suatu hal jatuh miskin dan harus hidup
yang sangat kekurangan. Jauh dari kata mewah seperti dulu. Tapi hal itu nggak
membuat Abah patah semangat. Selalu ada jalan bagi orang-orang yang mau
berusaha. Selalu ada cobaan ketika dirinya sedang bangkit menghidupi keluarga. Dari
seorang Bos yang kemudian “jatuh” menjadi kuli bangunan, dan perlahan bangkit
menjadi Ojek Online.
Dari semua itu kita
belajar bahwa Tuhan tidak memberikan cobaan di luar batas kemampuan umatnya.
Selagi mau berusaha, maka selalu ada jalan. Saat kita jatuh, Tuhan hanya
“mengetes” apakah kita masih bisa sabar atau justru mengeluh. Begitulah
kira-kira. *WedyanTumBenAkuBisaBijak.
2.Dukungan seorang Ibu
yang sabar.
Karakter Emak di sini
sangatlah sabar. Ia tak pernah mengeluh apapun yang dialami si Abah. Ia selalu
berusaha memberikan dukungan dan tidak pernah menyalahkan apa yang dialami
keluarganya. Emak di sini juga sosok yang tegar. Ia bahkan membantu jualan opak
demi mencukupi kebutuhan keluarga ketika kaki abah sedang sakit. Sungguh luar
biasa. Memang bener yak, dibalik lelaki yang tegas selalu ada wanita yang
tegar. Josssss
3.Jangan pernah menyimpan
dendam pada siapapun.
Meski Abah ditipu oleh
Kakak iparnya (Diperankan oleh Ario Wahab), namun tidak sedikitpun ia menyimpan
dendam bahkan marah-marah. Kecewa pasti ada, namun tidak perlu harus disikapi
dengan marah-marah. Bahkan di saat-saat yang sudah bangkrut sekalipun, Abah
masih memberikan pesangon untuk karyawannya.
4.Tidak semua keinginan
harus dipenuhi.
Buat yang sudah nonton
film ini, pastinya ingat adegan di mana Teh Euis ingin bertemu teman-temannya
di Kota, namun Abah tidak memeberikan izin karena keadaan sedang tidak
memungkinkan untuk bermain-main. Yang Abah fokuskan saat itu adalah bagaimana
memenuhi kebutuhan harian dan pendidikan Euis dan Ara. Hal ini dilakukan Abah
agar Euis bisa belajar bahwa tidak semua keinginan harus terpenuhi. Semua harus
dilihat dari situasi dan kondisi.
5.Kebaikan akan selalu
dikenang.
Saat-saat sulit tidak
membuat Abah dan Emak menyerah. Inget nggak saat Keluarga Cemara memutuskan
untuk pindah ke kampung dan tinggal di rumah Aki dan Nininya. Beberapa
tetangganya memberikan beberapa bantuan lantaran mengingat kebaikan Aki dan
Nininya yang selalu menolong orang susah saat mereka masih hidup.
Jadi orang baik memang
nggak gampang. Tapi percayalah, kebaikan akan selalu dikenang. Biarlah orang
jahat sama kita. Jangan sekali-kali balas dengan kejahatan. Karna semua itu
nantinya sudah ada balasannya. Mungkin tidak sekarang, tapi suatu saat. Berbuat
baiklah, karna kebaikan juga akan menyelimutimu.
6.Semua masalah pasti ada
hikmahnya.
Dulu saat masih hidup
berkecukupan, mereka memang jarang sekali berkumpul. Apalagi Abah dengan
kesibukannya, sampai-sampai tidak hadir di acara lomba dancenya Euis. Tapi saat
mereka sedang dalam masa-masa sulit justru lebih bisa berkumpul bersama. Karna
Tuhan selalu memberikan hikmah pada setiap musibah. Hal yang penting kamu lakukan saat sedang
terkena musibah adalah tetap berusaha. Karna dari situ terlihat jelas bahwa
kamu adalah pribadi yang kuat.
7.Keluarga adalah
segala-galanya.
Meski sosok Abah sangat
tegas pada anak-anaknya, namun sangat sayang dengan keluargaya. Bahkan saat
ulang tahun Euis, Abah memberikan sepotong kue ulang tahun mungil apa adanya. Hal
ini membuat Euis sangat terharu. Aku juga, pas adegan ini bisa mewek. Lebay
yak.
Dalam adegan ini, teman
yang dulunya sangat berarti mendadak jadi Nothing
karena perubahan. Waktu masih di Jakarta, Euis memiliki teman sesama dancer
yang terlihat akrab karna sering bertemu. Namun setelah pindah ke Bogor, mereka
jarang bertemu dan perlahan sudah beda. Dari situ Euis sadar kalau yang
diperjuangkan kadang bukan pilihan terbaik. Tetap keluarga tempatnya pulang.
Bukan gemerlap harta yang
membuat seseorang bahagia. Karna bagaimanapun keadaanya, Keluarga lebih
berharga dari apapun. Meski tidak munafik, di dunia ini kita juga butuh uang,
namun keluarga tetap segalanya.
Pokoknya film ini
mengajarkan banyak hal. Rating untuk film ini menurutku 8 dari 10. Sangat cocok
untuk ditonton bareng keluarga atau orang terdekat. Komplit banget. Sedinya
dapet, komedinya dapet dan juga gemes banget sama akting si Ara.
Buat yang penasaran, mending
langsung nonton deh. Lalu, tulis apa yang kamu dapat. Okay? Nggak ditulis juga
nggak papa ding. Seenaknya kamu aja maunya gimana. Hahaa~
~MissAnt~